Title: Only You
Genre: ? (entahlah)
Lengh: Chapter
Rating: +13
Cast: =>
IU – Lee Jieun
L (INFINITE) – Kim Myungsoo
Woohyun (INFINITE) – Nam Woohyun
Minho (SHINee) -
Minho
Others member INFINITE
Jiyeon (T-ARA) – Park Jiyeon
Baekhyun (EXO-K) –
Baekhyun
Others cast: =>
Cari sendiri ya ! J
Annyeong, maaf baru pos lagi soalnya sibuk
sama UAS, ok deeh ga banyak bacot langsung aja, maaf jika typo dimana mana, dan
maaf jika terlalu pendek, no bash and copas ChenKrisD.O.t
#Chapter 3
Saat diperjalanan
pulang Jieun dan Minho hanya diam satu sama lain, sibuk dengan fikiran masing
masing, sampai Minho menghentikan langkahnya yang membuat Jieun juga
menghentikan langkahnya
“Wae” Tanya Jieun
“Jieun-a…” panggil
Minho “Ada yang ingin aku bicarakan” lanjutnya gugup
“Bicarakan saja”
ucap Jieun santai
“Eee… aku… aku…”
“Hmm…?”
“Aku… aku
menyukaimu, kau tahu itu kan, aku sudah menyukaimu seja dulu bahkan aku rela
menunggumu berpisah dengan L, dan sekarang kau sudah tidak bersamanya, apakah
kau mau menjadi yeojachinguku” ucap Minho yang mnegeluarkan semua isi hatinya
“Mwo” Jieun terkejut
bukan main
“Apa kau mau
menjadi yeojachinguku” Tanya Minho sekali lagi
“Aku…” ucap Jieun
menggantung kalimatnya
#Chapter 4
“Mianhae…” ucap Jieun
“Aku butuh waktu untuk menjawabnya” lanjutnya
“Baiklah… aku akan
menunggu sampai kau menjawabnya” ucap Minho tersenyum “Kajja kita pulang”
diapun mengajak Jieun pulang, dan biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu
(^¸^) ϋ
Jieun POV
Aiiis kenapa dia
menyatakan cintanya padaku, aaaaaaaaaaaaa aku benar benar dilemma, apa dia
tidak tahu kalau aku masih belum bisa melepas L, apa dia jadikan ini peluang
untuk membuatku melupakan L dan bersamanya, ini tidak lucu
“WAAAAAAAAAAA AKU BISA GILA” aku
berteriak dibalkon kost-anku, aku tidak peduli apa kata orang yang mendengar
dan melihatku
“YA! Micheosoyeo,
jangan berteriak kepalaku sedang sakit” ucap Jiyeon yang datang sambil
mendorong bahuku
“…” aku tidak
menjawabnya lalu dengan santainya meninggalkannya dibalon sendirian
Keesokan harinya
aku putuskan untuk tidak memikirkan masalah itu dulu, aku masih ingin fokus
pada pekerjaanku, kalian tidak tahukan kalau aku berhenti kerja menjadi
pelayan, ya aku sudah tidak kerja disana lagi
“Annyeonghasseo” sapaku
pada semua staf yang ada ditempat pemotretan ini, tapi kenapa Tn.Park tidak ada
“Apa Tn.Park belum datang” tanyaku pada salah satu staf disana
“Anniya, hari ini
dia tidak datang… jadi dia berpesan kau berkerja seperti biasa saja, kau bisa
kan” jawab staf itu
“Ahh nde aku bisa,
gomawo” akupun pergi dengan perasaan penuh tanya, kenapa akhir akhir ini
Tn.Park terlihat aneh, dia seperti menyembunyikan sesuatu, tapi apa… aiiis
hidupku penuh tanda tanya
“Jieun-a” tiba tiba
semua yang sedang kufikirkan buyar begitu saja saat seseorang memanggilku
“Oppa, kau sedang
apa disini, apa kau masih melakukan pemotretan” tanyaku
“Anniya, aku hanya
ingin menemuimu, bolehkan” ucap Minho oppa lembut
“Nde, tentu saja”
balasku tidak kalah lembut sambil memberikan senyum, jujur sebenarnya Minho
oppa ini sangat baik dan perhatian, tapi aku bingung kenapa sampai saat ini aku
tidak bisa menyukainya sedikitpun
“Hmm… bagaimana
nanti kalau jam makan siang kita makan diluar ne” ajaknya padaku, aku tidak
akan menolak
“Nde, tapi aku
harus pemotretan dulu ne” akupun pergi masuk kedalam ruang rias untuk siap
siap, sedangkan Minho oppa hanya memberikan senyumnya lalu pergi
Selama pemotretan
berlangsung, aku banyak melakukan kesalahan, aku sendiri bingung kenapa bisa
aku tidak fokus hari ini, aneeh, itulah yang sedang aku fikirkan
Jam makan siangpun
datang, akupun menelepon Minho oppa menagih janjinya, haha aku ini hanya ingin
mencari teman bukan berarti aku wanita yang suka harta, atau memanfaatkan uang
Minho oppa
“Oppa… aku sudah
selesai, kau dimana” tanyaku padanya
“…” jawabnya
diseberang sana
“Nde aku tunggu ne”
akupun memutuskan sambungan teleponnya, tidak lama menunggunya diapun datang
“Jieun-a, kajja”
ucapnya yang sudah ada didepanku, aku hanya mengangguk, saat kami sudah berada
dimobil Minho oppa atau dalam perjalanan menuju tempat makan, tiba tiba
ponselku berbunyi, ternyata Jiyeon yang menelepon
“Nde…” jawabku
“…”
“Mwo, ee… baiklah
tunggu saja ne, aku akan belikan” jawabku
“Nuguya” tanya
Minho oppa yang sedikit menengok kearahku lalu fokus kembali pada menyetirnya
“Jiyeon sedang
sedang sakit, bagaimana kalau nanti kita kerumah sakit dulu ne, aku ingin
mendatangi dokter yang waktu itu menangani Jiyeon, sekalian membelikan obatnya”
Minho oppa hanya mengangguk
“Ternyata anak
menyebalkan itu bisa sakit” dia meledek Jiyeon sepertinya
“YA! Diakan juga
manusia oppa” ucapku membela Jiyeon, sedangkan Minho oppa hanya tertawa
Setelah kami makan
siang bersama, aku ditemani Minho oppa untuk datang keRS untuk menemui dokter
yang menangani Jiyeon (#gaje yaaa, lupakan), setelah urusanku selesai aku
langsung menghampiri Minho oppa yang sedang menunggu diruang tunggu (#yaiyalah
masa diWC)
“Oppa kajja” ucapku
padanya, dia hanya mengangguk, saat kami sedang berjalan dikoridor RS, tiba
tiba mataku menangkap seseorang yang mungkin familiar dimataku, akupun
menghentikan langkahku dan melihat orang itu lebih focus
“Wae” Tanya Minho
oppa yang juga menghentikan langkahnya
“Oppa lihat itu
bukannya Baekhyun” ucapku tanpa mengalihkan penglihatanku
“Eodie” Tanya Minho
oppa, akupun menunjuk kearah namja yang ku bilang Baekhyun itu, dan entah
kenapa tanpa disuruh kakiku melangkah pergi menghampiri namja itu
“Baekhyun” ucapku
terkejut saat sudah berada didepan namja itu
“Noona” kejut namja
itu yang ternyata Baekhyun, dugaanku benar, tapi kenapa dia memakai pakaian
pasien RS ini, apa ia sedang sakit, kenapa tidak memberitahuku
“Kau dirawat
disini, sejak kapan” tiba tiba Minho datang dari belakangku, seakan mewakili
pertanyaan yang mau aku ungkapkan
“Nde, hanya
kelelahan, gwanchana…” ucapnya gugup, aku seperti tidak percaya, kenapa bilang
kalau hanya sakit biasa tapi sesusah itu, aneh
“Ruanganmu dimana”
tanyaku, diapun terkejut
“Mwo” kejutnya
wajahnya semakin gugup, ini benar benar aneh “Aku… diruangan disana, iya
disana” ucap Baekhyun yang menunjuk salah satu ruang rawat
“Ooohh… Jieun-a
kajja kau harus cepat berikan obat itu pada Jiyeon” ucap Minho oppa yang
mengancurkan rasa ingin tahuku pada Baekhyun, akupun hanya mengangguk dan pergi
meninggalkan Baekhyun
Saat sudah sampai
dikost-an, Minho oppa langsung pamit pulang, akupun tidak bisa memaksanya untuk
mampir dulu, dan juga aku tidak ingin melihatnya berdebat dengan Jiyeon walau
hanya sebatas bercanda
“Gomawoyo oppa,
annyeong” akupun sedikit membungkuk, ia hanya tersenyum dan membalas
membungkuk, lalu pergi meninggalkan kost-anku dengan mobilnya
“Pasti Minho yaaa”
tiba tiba Jiyeon sudah berada didepan pintu, aku benar benar terkejut
“Kau sudah…” Tanya
Jiyeon yang menggantung pertanyaannya, aku benar benar bingung dengan anak ini
katanya sakit tapi kenapa sifat KEPOnya itu tidak pernah hilang
“Kau ini katanya
sakit, kenapa berkeliaran, lebih baik kau istirahat” aku mengalihkan
pembicaraan dia hanya terkekeh “Oh iya ini obatmu” ucapku memberikan obat yang
ia pesan
“Apa kau dan Minho
sudah pacaran” Jiyeon bertanya dengan blak blakkan, anak ini membuatku naik
darah saja, seKEPO itukah dia
padaku
“YA! Kau ini
sembarangan, aku dan dia tidak pacaran” aku membela diri
“Tidak atau belum,
jujur saja, sepertinya kau menyukainyakan” tebaknya
“Anniya” jawabku
singkat
“Kenapa tidak kau
terima saja, siapa tahu jika kau berpacaran dengannya, hidupmu menjadi lebih
baik, dan kau bisa menunjukkan pada L kalau kau bisa hidup tanpanya” jleb,
kenapa Jiyeon mengungkit masalah L lagi, aku sudah benar benar ingin
melupakannya tapi kenapa dia seakan memaksaku untuk melihat masa laluku
“Anniya, aku tidak
akan menerimanya, aku tidak mencintainya, aku tidak ingin menyakiti hati orang
lain, karna kau tahu rasanya sangat sakit” ucapku menekan kata kata terakhirnya
“Maaf sebelumnya,
aku tidak bermaksud untuk membuka luka lamamu, aku tahu kau masih menyimpan
harapan pada L, maka dari itu kau tidak bisa menerima Minho” ucapnya aku hanya
menunduk, semua yang diucapkan Jiyeon benar, aku bingung harus berkata apa
untuk membela diriku
“Jieun-a, aku yakin
jika kau bersama Minho, kau pasti bisa melupakan L, aku benar benar sedih jika
setiap melihatmu seperti ini, semua orang akan mengira kalau kau baik baik
saja, tapi aku tahu dilubuk hatimu yang paling dalam, kau sedang menangis”
jelas Jiyeon yang matanya berkaca kaca, sekuat itukah persahabatan kami sampai
Jiyeonpun bisa merasakan apa yang aku rasakan, akupun memeluk Jiyeon
“Jiyeon-a, aku juga
bingung harus bagaimana, kenanganku bersamanya masih sangat jelas diotakku,
aku… aku takut jika aku bersama Minho aku akan menyakitinya karna aku tidak
bisa melupakan L” akhinya air mata yang selama ini aku bendung sudah tidak
sanggup aku tahan, aku menangis dipelukkan Jiyeon, sahabat tersayangku
“Aku tahu ini
sangat berat, tapi… setelah aku melihatmu bersama Minho, aku bisa melihat kalau
Minho bisa membahagiakanmu” ucap Jiyeon, ya aku tahu Minho oppa sangat baik dan
sayang padaku, tapi apakah aku bisa membalasnya, itu yang aku takutkan
“Jieun-a, kau coba
saja… aku yakin Minho pasti mengerti dengan keadaanmu” Jiyeon melepas
pelukkannya, “Tentukanlah pilihanmu, membuka lembaran baru atau kembali kemasa
lalu” ucapnya, aku hanya bisa diam…
Malam ini semua
terasa hampa, kenangan bersama L pun kembali terputar diotakku, aku benar benar
tidak bisa menghapus semua kenangannya, akupun duduk sambil memeluk diriku
sendiri, malam ini sangat dingin, tiba tiba saja ponselku berbunyi
“Woohyun oppa”
gumamku saat membaca panggilan masuk yang tertera diponselku, dengan ragu aku
mengangkatnya
“Yeoboseoyo” ucapku
ragu ragu
“Jieun-a, apa
kabarmu…” ucap Woohyun oppa dengan bahagianya, apa dia tidak tahu masalahku dan
L, tapi… untuk apa juga dia tahu, cukup aku dan L saja
“Baik oppa… hmm…
bagaimana keadaanmu, dan yang lainnya” ucapku melemah saat diakhir kalimat,
tapi aku yakin Woohyun oppa bisa mendengarnya
“Kami semua baik
baik saja, hmm… apa kau sibuk, bagaimana kalau kita bertemu, aku sangat rindu
pada yeodongsaengku yang sekarang sudah sukses ini kekeke” candaan Woohyun oppa
sedikit menghiburku
“Nde, aku sedang
tidak sibuk” ucapku, tiba tiba saja aku tersenyum, ternyata Woohyun oppa masih
mengingat janji kami yang sudah lama kami buat
Sesampainya
ditempat tujuan aku pun mencari meja pelanggan yang kosong, hingga aku
menemukannya, tidak butuh waktu lama untuk menunggunya, Woohyun oppapun datang
bersama Sunggyu oppa dan Sungjong oppa
“Annyeonghasseo”
sapa mereka bertiga sambil tersenyum lebar, lalu cengengesan, aiiiis kenapa
kumat lagi
“Annyeong” aku
hanya tersenyum tipis
“Waaah kau sekarang
sudah sukses, makin cantik saja” canda Sunggyu oppa sambil tertawa, akupun
tersenyum
“Anniya, kemana
yang lainnya” Tanyaku tiba tiba, entah kenapa aku tiba tiba ingin menannyakan
kabar namja itu
“Oooh, kalau
Dongwoo hyung dan Hoya hyung sedang sibuk dengan INFINITE H, kalau Sungyeol hyung
entahlah dia sering sibuk sendiri, dan L hyung…” Sungjong oppa menggantungkan
ucapannya
“Dia sedang tidak
enak badan” sambung Sunggyu oppa sambil cengengesan
“Oh” hanya itu yang
bisa aku ucapkan, L sedang tidak enak badan, apa dia sakit, aiis sudahlah bukan
urusanku, mau dia sakit atau dia sedang sehat, aku sudah tidak ada hubungan apa
apa lagi dengannya
“Hmm… lama tidak
bertemu kita jadi canggung ne, sering seringlah kedorm kami, kau tahu selama
kau tidak pernah datang kedorm kami lagi, tempat itu seperti ruangan mati,
semua berhamburan, dan sangat membosankan” jelas Woohyun oppa seakan mencairkan
suasana, Sunggyu oppa dan Sungjong oppa pun mengangguk penuh harap
“YA! Shireo, kalian
fikir aku ini babu kalian” omelku, akupun mencoba kembali seperti dulu, seperti
sebelum aku berpisah dengannya, namja yang sangat aku sayang
“Ckckck, sombong
sekali kau sekarang” ucap Sunggyu oppa, aku hanya tertawa, mereka juga ikut
tertawa
***
Hari ini aku libur,
karna beberapa hari kedepan aku akan disibukkan dengan jadwal yang mulai padat,
ditambah lagi aku ada kegiatan baru, aiiiis menyebalkan, apa yang harus aku
lakukan jika hanya sendirian seperti ini, Jiyeon sudah sembuh dan kembali
berkerja, aiiiis bosan bosan bosaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnn……
Sepertinya aku bisa
menjenguk Baekhyun, sepertinya dia belum pulang, lagipula akukan tidak ada
kegiatan juga, dan jika ada paparazzi bukan masalah besar, public sudah tahu
kalau aku dekat dengan Baekhyun
Sesampainya aku
diRS kemarin, aku langsung menghampiri ruangan yang ditujuk Baekhyun, dengan
hati hati aku mengetuk pintunya, orang didalamnya menyuruhku masuk, entahlah
suara siapa itu
“Annyeonghasseo”
sapaku selembut mungkin, orang didalamnya menghadap kearahku dan kami semua
benar benar terkejut, Direktur, Tn.Park mereka ada disini, apakah selama mereka
tidak ada dilokasi mereka ada disini
“Lee Jieun” kejut
direktur
“Kalian juga ada
disini” ucapku “Maaf aku baru sekarang menjenguk Baekhyun” lanjutku, tapi
kenapa saat aku menemui Baekhyun, dia… dia benar benar berbeda dengan Baekhyun
kemarin, bukankah dia kemarin baik baik saja, tapi ada apa ini aku tidak
mengerti, kenapa begitu banyak alat alat RS yang menempel ditubuhnya, dan
wajahnya pucat
“Direktur, Tn.Park
sebenarnya ini kenapa” Tanyaku yang benar benar bingung, mereka hanya terdiam
menunduk, aku benar benar harus tahu semua ini, akupun pergi keluar dari
ruangan itu walau direktur mencegahku, aku harus menemui dokter yang menangani
Baekhyun
“Dokter sebenarnya
apa yang terjadi pada Baekhyun” tanyaku pada dokter itu saat sudah berada
diruangannya
“Sebenarnya pihak
keluarga Baekhyun tidak ingin rahasia ini disebarluaskan, tapi… sepertinya kau
bagian penting dari mereka(?) sebenarnya Baekhyun mengalami kanker otak stadium
3(?), dan keadaannya semakin parah, kemungkinannya untuk bertahan hidup hanya
sedikit” jelas dokter itu dengan wajah menyesal, aku benar benar terkejut, Byun
Baekhyun namja manis yang selalu menunjukkan keceriaannya ternyata hanya
memiliki waktu yang singkat, aku tidak percaya
“Apa kau tidak
berbohong, semua ini bohong bukan” ucapku menahan air mataku, aku benar benar
tidak tahu, namja yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri mengalami ini
semua
“Anni, ini memang
benar adanya” jelas dokter itu untuk terakhir kalinya, dan ia pergi
meninggalkan aku, akupun menangis saat itu juga, akupun memutuskan untuk
kembali keruang rawat Baekhyun
“Noona” panggil
Baekhyun terkejut, ia sudah bangun, tapi kenapa wajah tampannya sangat pucat,
kenapa itu semua harus terjadi padanya
“Baekhyun-a, kenapa
kau tidak pernah memberitahuku kalau kau mengalami ini semua” ucapku lirih,
iapun terkejut, apa ia berfikir aku hanya akan diam jika ia seperti ini
“Noona, kau sudah
tahu itu semua”
“Baekhyun-a kenapa
kau tidak memberitahuku” aku sekarang benar benar tidak bisa menahan air
mataku, emosi, kesedihan, kekecewaan semua menjadi satu dalam air mataku
“Aku mau bicara
berdua dengan Jieun” ucap Baekhyun pada direktur dan Tn.Park, merekapun keluar,
“Noona” panggil Baekhyun lagi, aku hanya berdiam diri, aku masih hanyut dalam
kesedihanku tanpa membalas ucapannya
Author POV
Keesokan harinya, Jieun
tidak masuk kerja, karna dia bilang kalau dia tidak enak badan, padahal akan ada
perubahan jadwalnya, karna banyaknya kegiatan tambahan, tapi ia tidak peduli, Jieun
lebih ingin menghabiskan waktunya untuk berdiam diri dikamar, Jiyeon orang yang
paling mengertinya hanya bisa menghela nafas melihat sahabatnya yang sedang
dilanda masalah, tapi Jieun tidak menceritakan kepada siapapun keadaan Baekhyun
“Annyeonghasseo” terdengar
suara seorang namja diruang tamu, Jieun hanya berdiam diri, ia tahu itu suara Jinwoon,
ya jika Jiyeon libur berkerja Jinwoon akan menyempatkan diri untuk menemui
yeojachingunya walau hanya satu jam, sungguh pasangan yang sangat bahagia,
seandainya saja Jieun memiliki namjachingu seperti Jinwoon mungkin sekarang dia
tidak akan seperti ini
“Jieun-a, kajja
kita makan bersama” ajak Jiyeon, Jieun hanya melihat Jiyeon lalu bangkit, ia
tidak bisa terus terusan dikamar, yang ada dia akan mati kelaparan
Sesampainya diruang
makan, Jieun langsung duduk berhadapan dengan Jinwoon yang selalu tersenyum
walau disekitar keadaannya rumit sekalipun
“Kau kenapa” Tanya Jinwoon
akhirnya
“Anni…” jawab Jieun
singkat, sedangkan Jiyeon masih sibuk menyiapkan makanan, yang diletakkan
diatas meja
“Apa kau sakit”
Tanya Jinwoon lagi namun kali ini Jiyeon menyuapinya
“Jangan banyak
bicara ne” ucap Jiyeon, Jinwoonpun susah bicara karna mulutnya sangat penuh
dengan makanan, Jiyeon tahu kalau Jieun sedang malas diajak bicara
***
“Kata Jiyeon
kemarin kau tidak enak badan, apa kau sakit” Tanya Minho
“Anniyo, aku hanya
malas kerja, aku sedang stress karna kebanyakan kegiatan” jelas Jieun sambil
menyeruput minumannya yang ia pesan tadi, Minho hanya beroh ria
“Jieun-a” panggil
Minho menjadi serius, Jieunpun menatap namja tersebut “Emm… bagaimana dengan
pertanyaanku waktu itu, apa kau…” Tanya Minho ragu ragu
“Hmm… sepertinya
aku sudah punya jawabannya” ucap Jieun, Minhopun bersemangat mendengarnya “Aku,
mau menjadi yeojachingumu” jelas Jieun sambil tersenyum walau itu senyum
terpaksa
“Waa jinjayo, Jieun-a
gomawoyo” ucap Minho yang senang bukan main, Minhopun menggenggam erat tangan Jieun
lalu tersenyum manis kepada yeojachingunya itu, Jieun juga membalas senyuman
itu
“Gomawoyo oppa”
ucap Jieun saat Minho sudah mengantarnya sampai didepan kost-annya, Minho hanya
tersenyum, tanpa mereka sadari seseorang sedang memperhatikan mereka, saat Jieun
ingin masuk Minhopun memanggilnya
“Jieun-a” panggil
Minho, Jieunpun membalikkan badannya melihat Minho “Gomawoyo” lanjutnya
“Untuk” Tanya Jieun
bingung
“Semuanya” ucapnya,
Jieun hanya membalasnya dengan senyuman, tiba tiba Minhopun mendekatkan
wajahnya kewajah Jieun, dekat, lebih dekat dan CHU~, Minho mencium Jieun, Jieun
benar benar terkejut namun ia memejamkan matanya menikmati sentuhan(?) #ahh
yadong *haha
“Baiklah, cepat
masuk disini sangat dingin” suruh Minho saat sudah melepas ciuman itu, Jieun
hanya mengangguk, Minhopun melajukan mobilnya sedangkan Jieun membuka pagar
kost-an itu, namun
“Lee Jieun” panggil
seseorang, Jieunpun membalikkan badannya untuk kedua kalinya, dan betapa
terkejutnya ia saat melihat siapa orang itu
“Kim Myungsoo” ucap
Jieun saat melihat orang itu
“Bisa kita bicara
sebentar” pinta namja itu yang ternyata L, Jieunpun mengangguk ragu
Mereka bebincang
sambil berjalan ditengah dinginnya cuaca malam, keadaannya sangat canggung, Jieun
bingung ingin membahas apa, begitu juga dengan L yang sangat bingung
“Bagaimana kabarmu,
aku sekarang jarang melihat berita terbaru tentangmu” ucap L akhirnya
“Oh, aku baik baik
saja, haha aku sekarang mendapat libur yang cukup panjang, makanya jarang
sekali terlihat” ucap Jieun mencoba untuk tidak canggung
“Oh, baguslah” ucap
L tersenyum manis
“Lalu kau, katanya
kau sedang tidak enak badan apa kau sakit” ucap Jieun yang entah ucapan itu
terucap diluar kesadarannya, iapun langsung menutup mulutnya
“Sekarang aku baik
baik saja, dari mana kau tahu kalau aku…” ucap L yang malah balik bertanya
“Oh itu…” Jieun
bingung “Aku tidak sengaja dengar berita itu dari fansmu” ucap Jieun berbohong,
L pun percaya begitu saja, ‘apa dia masih sering memperhatikanku’ batin mereka
berdua
“Hmm… bagaimana
kabarmu dan… Minho” akhirnya L pun mempertanyakan pertanyaan yang dari tadi
mengganjal hatinya, sontak saja Jieun menatap L terkejut
“Aku… aku sudah
menjadi yeojachingunya” ucap Jieun menyesal, ia benar benar tidak ingin
mengucapkan kalimat itu didepan L, namja yang masih ia sayang
“Oh cukhae, sudah
berapa lama” Tanya L yang mencoba untuk bahagia walau ia tahu hatinya sangat
sakit, Jieunpun menghentikan langkahnya dan menatap dalam mata L, L juga
berhenti jalan
“Tidak usah bahas
itu lagi” ucap Jieun yang kembali melanjutkan jalannya
“Wae…waeyo”
“Apa kau masih
terus ingin membuatku menderita huh, kau fikir dengan menanyakan hubunganku
dengannya itu membuatku senang, kau salah aku bahkan sangat menderita jika kau
yang menannyakannya” ucap Jieun yang menangis, ia benar benar tidak bisa
menahan air matanya
“Mianhae…jeongmal
mianhae” ucap L akhirnya, iapun menunduk menyesal
“Apa kau tidak
sakit hati menanyakannya padaku, kumohon jangan sakiti dirimu sendiri, cukup
aku saja yang menderita” ucap Jieun masih dengan tangisnya
“Jieun-a” ucap L
tertegun dengan ucapan yeoja itu, “Neo…” lanjutnya
“Kau tahu, aku
menerima Minho oppa hanya karna terpaksa, aku… aku benar benar tidak bisa
melupakanmu begitu saja, aku… masih menyayangimu” Jieunpun mengeluarkan
semuanya, L pun langsung memeluk Jieun dengan sangat erat, seakan tidak ingin
melepaskannya lagi
“Jieun-a mainhae
karna emosiku yang berlebihan aku sampai membuatmu seperti ini, kau tahu aku
menyesal mengucapkan kata kata itu” ucap L yang semakin mempererat pelukannya
dengan Jieun, “Tapi aku terlambat, kau sudah menjadi milik orang lain, mianhae”
ucapnya lagi, iapun melepas pelukkannya dan berjalan meninggalkan Jieun
“Nappeun namja”
ucap Jieun pada L yang berjalan membelakanginya tidak memperdulikan omelan Jieun,
tiba tiba saja air menetes dari matanya, ia menangis, lalu dengan cepat ia
menyekannya
***
Keesokan harinya,
Jieun kembali berkerja dengan perasaan yang sangat kacau, mengingat semalam
membuat hatinya sesak kenapa bisa semua cobaan ini menimpanya, “Aigoo” gumamnya
“Lee Jieun” panggil
Minho yang berjalan menghampiri Jieun tapi yeoja itu hanya menatap Minho datar
tanpa ekspresi, “Kau kenapa? Sakit?” Tanya Minho khawatir
“Anniyo, hanya bad
mood” jawab Jieun terlihat malas
“Oh begitu, ee…
bagaimana jika malam ini kita kencan ? Apa kau mau?” tawar Minho
“Mianhae hari ini
aku lembur oppa, mungkin lain kali saja ne, jeongmal mianhae”
“Eoh begitu ya…
baiklah, tapi sore ini kau bisakan temani aku menjenguk Baekhyun?” sontak Jieun
menoleh kearah Minho lalu ia mengangguk senang
“Bisa, sekalian
kita kencan saja” jawab Jieun antusias
‘giliran
Baekhyun dia cepat’ gerutu Minho dalam hati
Sore
harinya…
“Annyeonghasseo”
sapa Minho dan Jieun bersamaan saat mereka sudah berada diruang rawat Baekhyun,
ternyata didalam sudah ada Tn. Park
“Eoh
Jieun-a, Minho-ya kajja masuk” sambut Tn. Park begitu lembut
“Bagaimana
keadaanmu?” tanya Jieun begitu perhatian pada Baekhyun
“Baik
noona, gomawo walaupun kau sibuk tapi kau masih mau menyempatkan diri
mnjengukku” ucap Baekhyun tersipu malu, Jieunpun membalasnya dengan senyuman
“Oh
iya sepertinya kau belum makan ya?” tanya Jieun lagi, “Ini untukmu, tadi
sebelum aku kesini aku sempatkan memasak untukku, ayo biar kusuapi” tawar Jieun
yang bersiap siap menyuapi Baekhyun
“Ehem”
Minho berdeham nyaring, Baekhyun dan Jieun hanya menatapnya bingung, “Jangan
berlebihan” lanjut Minho, Jieun hanya brdecak kesal
“Dia
cemburuan” curhat Jieun
“Kalian?”
Jieun dan Minho mengangguk, “Eoh cukhaeyo...” lanjutnya senang
Skip....
“Besok
apa kau ada job?” tanya Minho diengah perjalanan mengantar Jieun pulang
“Anniyo,
wae?”
“Kau
maukan temani aku makan siang? Aku sudah lama tidak makan bersama denganmu”
tutur Minho penuh dengan harapan
“Bukankah
kita sudah kencan?”
“Kau
kencan dengan Baekhyun bukan denganku, kau tahu jika dia bukan dongsaeng
kesayanganmu pasti sudah aku pukul wajah polosnya itu” kesal Minho, lalu “Mau
ya...” lanjutnya yang tiba tiba berubah jadi manis
“Mau
tidak yaaaa” goda Jieun
“Tidak
jadi saja” tolak Minho cepat
“Hehe
aku mau, lagian keuanganku sekarang sudah berada dititik dibawah standar” jelas
Jieun sambil cengengesan
“Hmm
hmm anak labil” ejek Minho
Jieun
POV
Aku
rasa hidupku ini hanya diulang ulang saja, aku merasakan dejavu, kalian tahu
itu apa? Ya itu adalah kejadian dimana kita pernah mengalaminya tapi sebenarnya
tidak pernah, dan hari ini aku merasa kejadian beberapa waktu lalu terjadi
lagi, tiba tiba ponselku berbunyi, panggilan masuk dari Minho oppa, dia ini
benar benar tidak punya pekerjaan ya sampai sampai setiap jam menghubungiku
walau hanya menanyakan apa kabar
“Ada
apa oppa?” tanyaku tanpa memberinya salam
“Kau
sudah siapkan?” tanyanya diseberang sana
“Nde”
“Baiklah
tunggu dirumah ya princess” iapun langsung memutuskan sambungannya, aku memang
suka dengan semua sikap manisnya,. Tapi dia berlebihan aku sangat benci dengan
sikapnya yang jadinya sok manis itu
“YA!
NEO PERGIIII” aku terkejut saat mendengar teriakan Jiyeon diluar, siapa yang
datang? Maling? Tapikan ada Jinwoon disini, sudahlah lebih baik kulihat saja
sendiri
“Ada
apa?” aku baru saja bertanya tapi tiba tiba aku langsung ditarik oleh Minho
oppa, “YA! YA lepaskan aku” Minho oppapun melepasnya
“YA!
Jieun! Kau beritahu namjachingumu itu, jangan seenaknya masuk kedalam rumah
orang” ada apa memangnya? Bukankah Jinwoo sering begitu
“Memangnya
kenapa?” bingungku
“Dia...
dia...” Jiyeon membuatku semakin bingung
“Tadi
aku tidak sengaja melihat adegan sensor” aku seketika melihat kearah Minho oppa
yang ada dibelakangku, apa maksudnya adegan sensor?
“Kau
melihat mereka sedang...” akupun menggantung ucapanku
“PERGI
KALIAN!! BUKANKAH KALIAN INGIN KENCAN JADI TIDAK USAH URUSI KAMI” aku dan Minho
oppa refleks langsung keluar dari kost-an karna suara membahana Jiyeon
“Ahhh
dia benar benar bahaya” aku sedikit terkekeh saat melihat Minho oppa yang
terlihat seperti habis dikejar setan
“Makanya
matamu itu dijaga” aku terkekeh, ia juga ikut terkekeh
Author
POV
Jieun
dan Minho baru saja tiba direstoran yang memang sering mereka datangi, baik
dari pihak Jieun atau pihak Minho, “Kau ingin pesan apa?” tanya Minho yang
begitu senang
Jieun
melihat buku menu yang sudah diletakkan diatas meja pelanggan, “Aku pesan...
yang ini saja” ucap Jieun menunjuk menu yang ingin ia pesan
“Baiklah...”
Minhopun memanggil pelayan dan memesan apa saja yang ingin mereka makan
Sambil
menunggu Jieun dan Minho bercanda tawa, bahkan Minho mengambil ponselnya dan
mengambil selca bersama Jieun, berbagai gaya mereka buat hingga membuat mereka
tertawa sendiri dengan tampang jelek difoto itu
“Lihatlah
wajahmu jelek sekali” Jieun memukul lengan Minho saat Minho mengatainya jelek,
tiba tiba ponsel Jieun berbunyi, “Nugu?” tanya Minho kepo
“Tn.
Park” jelas Jieun lalu menerima panggilan masuk itu, “Yeoboseyo...”
“...”
“MWO!!”
seketikan Jieun membulatkan matanya
TBC...
Akhirnya dipos juga ff chapter 4-nya,
tinggal satu chapter lagi niiih, jadi bagi yang mau bacaannya complete tunggu
chapter 5-nya ya atau final chapter deeeh, makasih bagi yang udah mau baca +
coment, makasiiiiih banyaaaak J
Kapan dilanjutin nih thor ?
BalasHapusbentar yaaa lagi dalam proses pembuatan ending... ^^
BalasHapuspar 5/end sudah dipublikasi, silahkan dibacaaaaa
BalasHapus