Sabtu, 07 Oktober 2017

Attention

Halo~
selamat pagi readers
apa kabar kalian? sudah lama ya aku ga update disini
aku sengaja ga update disini karna sekarang aku lg mau fokus ke akun wattpadku kkkk~
kalian jangan lupa ya visit wattpadku @realilystar
disana ada beberapa cerita baru yang semoga bisa menghibur kalian

maaf sekali lagi, aku bakalan hiatus dari dunia blogger, sebelumnya hiatus juga ya tapi aku lupa izin ������
nah kali ini aku izin

cuma itu ya yang mau aku kasih tau, ga penting banget ini astaga, makasih kalo kalian mau baca ini ����
selamat pagi, selamat berakhir pekan~
see ya~

Minggu, 17 September 2017

Not An Angel

Title  : Not An Angel
Author  : Realilystar
Genre  : Romance, Comedy/?, Fantasy/?
Lengh  : Oneshoot
Rating  : 15+
Cast  : IU-Lee Jieun, V (BTS)
Cameo : Jimin (BTS), SinB (GFRIEND), Lee Jongsuk (Aktor)

***

“Aku pulang” ucap seorang namja tampan yang berjalan santai memasuki rumahnya, dua wanita paruh baya yang sedang berbincang itupun menghentikan sejenak pembicaraan mereka saat suara namja itu terdengar

"Eoh Taehyung-ah, kau sudah pulang” ucap salah satunya, sebut saja Ny. Kim ibu dari namja bernama Kim Taehyung itu

“Nde” jawab namja itu, iapun membungkuk sopan pada rekan ibunya yang tersenyum manis kearahya lalu melanjutkan jalannya menuju kamarnya, membuat kedua ibu ibu itu melanjutkan perbincangan mereka

“Jadi mobil itu menabrak apa?”

“Eoh kudengar yang ditabrak itu gadis SMA”

“Omo! Kasihan sekali”

“Katanya pengemudi mobil yang menabrak itu mabuk berat...”

Taehyung yang masih mendengar samar samar perbincangan ibunya dan rekannya itu hanya bisa menggeleng kecil, sudah menjadi hal lumrah baginya saat sepulang kuliah ia melihat teman ibunya datang dan bergosip ria

Iapun merebahkan tubuhnya keatas ranjangnya, memandang langit langit kamarnya lalu menghembuskan nafas berat, ini adalah hari yang cukup melelahkan baginya dimana begitu banyak masalah dikampusnya ditambah lagi saat dibus ia terpaksa berdiri karna seorang gadis, oke abaikan yang terakhir

“Mau kemana kita malam ini Kim Taehyung?” gumamnya pada dirinya sendiri, iapun meraih ponselnya mencari nama seseorang yang ada difikirannya setelah menemukannya iapun segera mengirim pesan

-Kim Taehyung-
Kau sibuk malam ini?
Aku butuh hiburan

Iapun meletakkan ponselnya asal diatas ranjang dan memejamkan matanya sejenak hingga ia mendengar ponselnya berbunyi tanda pesan masuk, balasan orang diseberan sana mungkin, fikirnya

-Park Jimin-
Club atau Cafe?
Aku akan mengajak Yoongi hyung

“Sepertinya club ide yang bagus” gumamnya sambil tersenyum simpul memandang ponselnya
.
.
.
Suara dentuman musik beradu dengan kerlap kerlip lampu diruangan yang sangat ramai itu, dimana terlihat Taehyung dan dua rekannya baru memasuki kawasan itu

“Ahhh aku menyukai tempat ini” gumam namja dengan namja Park Jimin itu sambil tersenyum manis pada gadis gadis yang melewatinya, Taehyung hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, berbeda dengan namja berkulit putih itu yang melangkahkan kakinya menuju meja DJ

“Dia akan beraksi?” tanya Jimin pada Taehyung

“Mungkin” gumam Taehyung apa adanya, tidak butuh banyak basa basi DJ yang bertugas disanapun mempersilahkan namja dengan nama Yoongi itu untuk mengambil alih alat musiknya

“Yoongi hyung terbaik!” ucap Jimin senang, iapun menepuk pundak Taehyung sebelum akhirnya meninggalkan namja itu dan lebih memilih berbaur dengan gadis gadis yang sudah menunggunya

Karna hanya tinggal dirinya yang masih bingung ingin berbuat apa, iapun memutuskan untuk memesan minuman saja, duduk seorang diri sambil sesekali matanya memperhatikan sekitar, begitu banyak gadis gadis yang tersenyum kearahnya namun ia hanya menanggapinya dengan mengalihkan pandangannya

Berbeda jauh dengan temannya Jimin yang bahkan dikelilingi tiga yeoja sekaligus, iapun meneguk minumannya sambil menikmati permainan musik Yoongi, ia akui hyung-nya yang satu itu memang memiliki selera musik yang bagus

Tiba tiba seorang gadis duduk disampingnya dan memesan minuman, Taehyung melirik sekilas gadis itu lalu fokus kembali pada minumannya

“Apa namja itu temanmu?” tanya yeoja itu membuat Taehyung meliriknya dengan tatapan bertanya

“Kau bicara denganku?”

“Siapa lagi kau fikir” jawab gadis itu lalu meneguk minumnya dan melirik kearah Yoongi yang sibuk bermain dengan alat alat didepannya, “dia keren” lanjutnya sambil menatap penuh takjub

“Lalu?” tanya Taehyung yang terkesan cuek, gadis itu berdecak kesal dan menatap Taehyung dengan wajah jengkelnya

“Tidak perlu secuek itu, aku juga pelanggan disini” jelas gadis itu

“Aku tidak bertanya” ucap Taehyung lalu tertawa pelan

“Tunggu...” ucap gadis itu, “apa kau mahasiswa di Universitas Hansung?” tanyanya lagi, Taehyungpun menatap gadis itu seakan berkata ‘bagaimana bisa dia tau’

“Bagaimana bisa...”

“Ahh kau dari fakultas kedokteran itu bukan? Heol~” ucap gadis itu terheran heran, Taehyungpun menatap nanar gadis itu

“Ya! Kau!”

“Aku tidak akan bongkar masalah ini, tapi dengan satu syarat” ucap gadis itu lagi sambil tersenyum manis membuat Taehyung menghela nafas kasar

“Tidak bisakah kau biarkan aku menikmati malamku disini?”

“Tidak”

“Apa maumu?”

“Temani aku minum”

***

Sinar matahari pagi masuk menembus celah jendela kamar seorang Kim Taehyung membuat sang pemilik kamar terbangun dan merasakan silau, namun baru saja ia ingin menggerakkan badannya terasa sesuatu menindihnya

Taehyungpun membuka lebar lebar matanya menatap pemandangan didepannya yang menampakkan seorang... gadis

"Ya!" Namja itu berteriak seketika membuat gadis berdress putih selutut itu tersadar dan memposisikan tubuhnya duduk menghadap namja itu

Berbeda dengan Taehyung yang malah menarik selimutnya dan memojokkan tubuhnya seakan akan takut gadis itu mencabulinya, "siapa kau!!" Teriaknya histeris

"Aku... kau bisa melihatku?" Terdengar suara lembut gadis itu membuat Taehyung semakin merinding ketakutan

"Ya!!!" Lagi lagi Taehyung berteriak saat gadis itu mencoba mendekatinya

"Ada apa Taehyung-ah?" Tiba tiba suara Ny. Kim terdengar membuat Taehyung membulatkan matanya, terlebih kini wanita paruh baya itu memasuki kamarnya

"Eomma ini tidak seperti yang eomma lihat" ucap Taehyung panik, Ny. Kim menaikkan alisnya bingung, membuat Taehyung ikut bingung, begitu pula dengan gadis itu yang menatap Taehyung dan ibunya bergantian

"Apa yang eomma lihat memangnya?" Tanya Ny. Kim bingung

"Gadis itu..." Taehyung menunjuk gadis itu membuat Ny. Kim menatapnya bingung

"Gadis? Mana? Eomma tidak melihat apa apa" jleb! Taehyung menatap shock ibunya lalu tersenyum seperti orang bodoh

"Sepertinya aku masih mabuk" ucapnya santai

"Keluarlah, eomma sudah siapkan sarapan" setelahnya Ny. Kim berlalu pergi meninggalkan Taehyung yang masih belum sepenuhnya sadar

Taehyung dan gadis itu kini saling tatap dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, "ahh kenapa aku belum sadar juga" gerutu Taehyung sambil memukul kepalanya

"Bagaimana bisa kau melihatku?" Lagi, gadis itu bertanya membuat Taehyung menatapnya kaget

"Memangnya kau apa? Apa kau hantu?"

"Apa aku sekarang menjadi hantu?"

"Nde????"
.
.
.
Taehyung duduk disisi ranjangnya menatap sosok bak malaikat yang kini berdiri diatas kursi belajarnya, "apa benar kau seorang hantu?" Taehyung bergumam tanpa berkedip

"Kau tidak takut dengan hantu?" Bukannya menjawab gadis itu malah balik bertanya

"Tidak" jawab Taehyung santai

"Aku bukan hantu" gadis itu duduk dikursi tempat ia berdiri tadi dan balik menatap Taehyung

"Lalu kau apa? Malaikat? Bidadari?"

"Aku tidak tahu..." satu alis Taehyung terangkat "tubuhku sekarang sedang terbaring dirumah sakit"

"Nde?"

"Tidak ada yang kuingat selain ibuku, oppaku, dan namaku"

"Siapa namamu?"

"Namaku Lee Jieun"

"Lee Jieun-ssi, apa yang membawamu sampai kesini? Sedangkan kita belum pernah bertemu sebelumnya"

"Aku tidak tau"

"Heol~"

***

Taehyung berjalan dengan santai memasuki kawasan kampusnya, tidak jauh dibelakangnya terlihat makhluk tak kasat mata bernama Lee Jieun tengah mengikutinya

"Sampai kapan kau akan terus membuntutiku?" Gumam Taehyung pelan, matanya terus menatap kedepan namun Jieun seakan tau siapa yang namja itu ajak bicara

"Entahlah" jawab Jieun apa adanya, "jadi kau mahasiswa kedokteran?" Jieunpun berlari kecil mendului Taehyung menatap pemandangan rapi difakultas kedokteran itu

"Pulanglah, kau mengganggu ketenanganku" gumam Taehyung lagi, langkah Jieun seketika terhenti dan kini ia menatap sedih kakinya yang tak beralas

"Tidak ada yang bisa kuajak bicara selain kau" Taehyung menghentikan langkahnya "tidak ada yang bisa melihatku" lanjut Jieun

"Ya! Jimin-ah" Jieun refleks menengok saat suara berat Taehyung memanggil seorang pria tampan yang berjalan tidak jauh didepannya

"Heol~ dia tidak mendengarkanku" Jieunpun menatap kesal Taehyung, dan dengan wajah ditekuk ia menghampiri Taehyung, dan...

Pletak!

"Akh" seketika Taehyung memegang kepalanya membuat Jimin yang baru menghampirinya menatapnya heran

"Ada apa denganmu?" Tanya Jimin

"Ahh tidak" jawab Taehyung lalu bertingkah biasa saja

"Ini hukuman karna kau tidak mendengarkanku!" Jieun mengomel dan kembali melayangkan pukulan dikepala Taehyung

Pletak!

"Ya!" seketika Taehyung berteriak kesal membuat pria bermata sipit didepannya itu menatapnya takut

"Kau masih mabuk?" tanya Jimin heran

"Apa aku terlihat seperti orang mabuk?" bukannya menjawab namja itu malah balik bertanya, Jiminpun menggeleng dan memilih merangkul sahabatnya itu

"Ya! Ayo temani aku sarapan dulu" ajak Jimin, Taehyungpun hanya mengangguk namun matanya menatap horor kearah Jieun membuat gadis itu menjulurkan lidahnya mengejek

Setibanya disana Taehyung berpapasan dengan seorang gadis yang ia temui dibar waktu itu, sebisa mungkin ia menutupi wajahnya menghindari gadis itu tapi sayangnya gadis itu sudah lebih dulu melihatnya

"Ya! Kim Taehyung!" Jimin menatap heran kearah Taehyung dan gadis yang melangkah menghampiri mereka itu

"Bagaimana tidurmu kemarin?" Gadis dengan nama Hwang Eunbi itu bertanya dengan anggunnya membuat Jimin tersenyum heran

"Sejak kapan Taehyung dekat dengan seorang gadis?" Gumam Jimin, Taehyung yang gagal menghindar itupun hanya bisa tersenyum paksa pada gadis itu

"Nyenyak" jawabnya apa adanya

"Eoh... sejak kapan kalian saling kenal?" Tanya Jimin akhirnya, Eunbi dan Taehyung saling tatap sebentar lalu fokus pada Jimin

"Sejak malam itu..." ucap Eunbi lalu mendekati Jimin dan berbisik "di bar" setelahnya gadis itu tersenyum manis membuat Jimin tertawa geli menatap Taehyung yang terlihat pasrah

"Ahh... aku paham" ucap Jimin akhirnya, "kau sudah sarapan? Ayo bergabung dengan kami"

"Ya!" Taehyung bersuara seakan tak terima dengan tawaran Jimin namun Jimin seakan tak perduli, iapun kini menatap Eunbi memberi sinyal agar gadis itu menolaknya

"Kebetulan aku belum sarapan" jawab Eunbi senang, iapun tersenyum manis pada Taehyung membuat namja itu ingin sekali memukulnya

"Apa yang kau lakukan dengan gadis itu dibar?" Taehyung sedikit tersentak kaget saat mendengar suara lembut gadis dibelakangnya, ia sempat melupakan gadis itu ternyata

"Diam saja kau" ucap Taehyung pelan

"Kau bicara apa?" Tanya Eunbi yang mendengar suara Taehyung namun namja itu menggeleng tanda tak ada apa apa
.
.
.
Taehyung berjalan memasuki kelasnya diikuti Jieun yang berjalan santai dibelakangnya, setibanya ditempat duduknya iapun segera mengeluarkan catatannya dan mengabaikan Jieun yang berdiri disampingnya

"Apa namamu Kim Taehyung?" Tanya Jieun seketika, Taehyung hanya mengangguk pelan, "sepertinya gadis tadi menyukaimu" gumam Jieun pelan namun Taehyung bisa mendengarnya

Iapun mengambil penanya dan menuliskan sesuatu dibukunya dan memberi isyarat pada Jieun untuk membacanya, 'lalu?'

"Eum? Tidak, aku hanya mengeluarkan pendapatku tentang sarapan tadi" tiba tiba dosen datang membuat keadaan ruangan menjadi sepi seketika

Taehyungpun kembali menuliskan sesuatu dan Jieunpun kembali membacanya, 'jangan berisik karna aku tidak bisa fokus'

"Baiklah" Jieunpun memposisikan dirinya duduk dilantai tepat disamping kursi yang Taehyung duduki dan ikut memperhatikan dosen yang mengajar

Taehyung refleks melirik kearah Jieun yang duduk dilantai, ada perasaan kasihan namun ia kembali berfikir 'untuk apa mengasihani roh gentayangan' batinnya

***

Taehyung duduk seorang diri dihalte bus menunggu bus selanjutnya datang, matanya hanya menatap lurus memperhatikan Jieun yang bermain dengan seekor anak kucing diseberang jalan

"Hei, kau bisa melihatkukan? Aku ingin sekali bisa menyentuhmu" terdengar suara Jieun yang berjongkok mengajak bicara anak kucing itu membuat senyuman Taehyung perlahan tertarik

"Kau mau menungguku disini? Kalau kau mau, nanti saat aku sudah sembuh aku akan merawatmu" lagi, gadis itu berbicara pada kucing yang hanya diam memperhatikannya

"Ya! Kim Taehyung! Ayo bawa pulang kucing ini, nanti saat aku sembuh aku akan mengambilnya darimu" Taehyung menggeleng pelan membuat Jieun menekuk wajahnya

"Kumohon..."
.
.
.
"Omo! Taehyung-ah, dimana kau menemukan kucing ini" Ny. Kim menatap heran kearah anaknya yang pulang kerumah membawa seekor anak kucing

"Dia terus mengikutiku eomma jadi kubawa saja pulang" jawab Taehyung apa adanya

"Pastikan kau sudah memandikannya sebelum kau berniat merawatnya"

"Nde" Taehyungpun berjalan tergesa memasuki kamarnya, dikamarnya ia disambut senyuman senang Lee Jieun yang berdiri tepat didepan pintu

"Terimakasih" jawab Jieun senang lalu membiarkan Taehyung meletakkan anak kucing itu dilantai, "akhirnya aku punya teman" lanjut Jieun senang

"Jangan bertengkar eoh" Taehyungpun mengacak rambut Jieun saat ia melangkah menuju meja belajarnya membuat Jieun hanya bisa mendengus kesal

"Kenapa aku bisa menyentuhmu?" Gumam Taehyung bingung

"Entahlah" Jieun terlihat tak peduli dan kembali fokus bermain dengan anak kucing berbulu putih itu

"Kim Taehyung, apa kau mau menjengukku?" Taehyung yang baru melepas jaketnya itu menatap Jieun yang kini juga menatapnya, tersirat tatapan penuh harap dari gadis itu

"Bolehkah?"

"Tentu! Kapan kau bisa menjengukku?"

"Tidak untuk waktu dekat ini, aku akan sibuk akhir akhir ini" Jieunpun mengangguk mengerti

"Aku sangat senang"

"Karna kucing itu?" Jieun menggeleng membuat Taehyung menatapnya semakin bingung

"Karna kau mau menjengukku"

***

Jieun melompat girang diatas tempat tidur Taehyung sambil menunggu namja itu selesai merapikan penampilannya, hari ini Taehyung akan menepati janjinya yang akan menjenguk Jieun

"Eomma adalah orang yang baik, jadi jangan takut saat bertemu eommaku nanti" jelas Jieun yang sukses membuat Taehyung tertawa geli

"Aku hanya takut dia mengira aku kekasihmu"

"Heol~ siapa juga yang mau jadi kekasihmu" Taehyung hanya tersenyum simpul lalu berjalan keluar dari kamarnya

"Eomma aku pergi dulu" pamitnya saat melihat ibunya tengah duduk diruang tengah bersama rekannya waktu itu

"Mau kemana?"

"Menjenguk temanku"

"Hati hati dijalan, jangan pulang terlalu larut"

"Nde~" Taehyungpun membungkuk sopan pada kedua wanita paruh baya itu, Jieun yang bediri disampingnyapun ikut membungkuk sopan membuat Taehyung tersenyum geli melihatnya

"Mohon doanya untuk kesembuhanku eomonim" ucap Jieun sopan

"Tolong doakan temanku agar cepat sembuh" ucap Taehyung akhirnya, Jieunpun menatap haru kearah Taehyung membuat namja itu hanya tersenyum

"Nde, eomma doakan semoga dia cepat sembuh, jangan lupa sampaikan salam padanya" jawab Ny. Kim

"Nde eomma"
.
.
.
Taehyung berjalan seorang diri menyusuri lorong rumah sakit yang ramai pengunjung itu, Jieun yang berjalan disampingnya hanya diam namun gadis itu tak hentinya tersenyum

"Itu ruanganku" ucap Jieun sambil menunjuk sebuah ruangan dimana terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang duduk bersama seorang namja dikursi tunggu disana

"Itu eommaku dan oppaku" lanjut Jieun, raut wajahnya berubah sedih saat melihat ibunya menangis, Taehyungpun melangkah pelan menghampiri kedua orang itu dan membungkuk sopan setelahnya

"Annyeonghaseo, Kim Taehyung imnida, aku teman Lee Jieun" ucap Taehyung sopan, Ny. Lee dan namja bernama Lee Jongsuk itu menatap sedih kearah Taehyung

"Jieun ada didalam" ucap Jongsuk pelan, Taehyungpun menatap iba kearah Ny. Lee yang terus menangis hingga matanya membengkak

"Eomma~" gumam Jeieun yang berdiri disamping Taehyung sambil menatap sedih ibunya, "eomma aku disini"

"Bolehkah aku menjenguknya?" Taehyungpun kembali bersuara, Ny. Lee mengangguk namun Jongsuk mengambil posisi berdiri

"Aku akan menemanimu" ucap Jongsuk, Taehyung hanya mengangguk dan setelahnya mereka berdua masuk kedalam ruang rawat Jieun

Bau obat obatan dan suara mesin pacu jantung seketika menyambut Taehyung, namja itu sedikit terkejut saat melihat keadaan Jieun, seakan mengerti Jongsukpun bersuara

"Dia mengalami kecelakaan saat pulang sekolah" jelas Jongsuk, "dia tertabrak truk didekat dream park, aku tidak tau apa yang akan ia lakukan ditempat itu karna itu bukan arah menuju rumah kami" lanjutnya, seketika Taehyung teringat sesuatu

"Jadi dia gadis itu..." Jongsuk menatap Taehyung seakan meminta penjelasan namja itu, "itu daerah dekat rumahku" lanjutnya

Iapun berjalan mendekati Jieun, menatap lekat wajah pucat pasi itu, "Jieun-ah... aku datang" namja itu berucap dengan sangat pelan, "aku sudah menepati janjiku jadi bangunlah" lanjutnya

Jongsuk hanya diam menatap orang yang baru ia temui itu, Taehyungpun tergerak meraih tangan Jieun dan menggenggamnya, "kumohon..." lirihnya

Tit... tit... tit...

Seketika alat pacu jantung itu memberikan sinyal darurat yang sukses membuat kedua namja itu terlihat panik, Ny. Lee dan beberapa dokter setelahnya masuk dengan wajah panik mereka

"JIEUN-AH" teriak Ny. Lee dengan berderai airmata, Taehyungpun seketika menatap kesekeliling ruangan mencari sosok tak kasat mata itu

"Lee Jieun kau dimana?" Gumamnya, iapun berjalan tergesa keluar kamar namun nihil ia tak menemukan Jieun

"Ya! Lee Jieun jangan main main denganku!" Lagi, Taehyung terus berbicara seakan mencari sosok itu, fokusnya teralihkan dengan suara teriakan dari dalam ruangan, iapun kembali masuk kedalam ruangan dan seketika kakinya terasa lemah saat ditatapnya garis panjang pada monitor itu

"Jieun-ah jangan pergi" gumamnya pelan
.
.
.
Taehyung melangkah lesu memasuki kamarnya, setibanya didalam ia disambut oleh anak kucing yang ia bawa bersama Jieun waktu itu, tangannyapun tergerak menggendong kucing itu

"Kau kesepian? Temanmu yang cantik sudah pulang, dia tidak jadi membawamu kerumahnya" Taehyungpun berjalan menuju balkon kamarnya masih dengan kucing itu dipelukannya

"Hhhh... aku tidak tau apa hubunganku dengannya..." Taehyungpun menatap kucing itu

"Tapi ternyata dia menungguku selama ini" matanya menatap sendu langit malam yang gelap

"Rasanya ada yang hilang" gumamnya, bersamaan dengan itu sebuah bintang jatuh tertangkap oleh matanya

"Aku merindukan keributannya"

***

3 bulan kemudian...

Tok... tok... tok...

"Iya sebentar" Ny. Kim berjalan tergesa menghampiri pintu utama rumah mereka, tangannya tergerak membuka pintu dan wajahnya terlihat bingung dengan tamu mereka sore itu

"Eee... apa Kim Taehyung ada?" Gadis manis berseragam SMA itu tersenyum kikuk pada Ny. Kim, setelah beberapa saat melamun akhirnya Ny. Kim tersadar

"Ahh dia sedang dikamarnya, ayo masuk dulu" ajak Ny. Kim ramah, gadis itupun tersenyum senang lalu masuk kedalam

Tidak butuh waktu lama Ny. Kimpun kembali dengan seseorang yang gadis itu cari, gadis itupun tersenyum manis pada Taehyung yang menatapnya tak percaya

"Lee Jieun..." gumam Taehyung, gadis itu hanya tersenyum senang dan...

Grep!

Taehyung langsung menarik gadis itu kepelukannya, "aku fikir kau sudah pergi" ucapnya tak percaya

"Kim Taehyung, eommamu sedang melihat kita" seketika Taehyung melepas pelukannya dan tersenyum sumringah pada ibunya

"Eomma..." ucap Taehyung dengan manjanya, seakan mengerti Ny. Kimpun berlalu begitu saja meninggalkan kedua manusia itu

"Bagaimana bisa? Bukankah kau?"

"Mana kucingku?"

"Ya! Jawab aku dulu"

"Aishh nanti saja, mana dulu kucingku?"

"Dikamarku"

"Aku akan mengambilnya" Jieunpun melangkah menuju kamar Taehyung namun namja itu dengan cepat menahannya

"Hei! Kau lebih merindukan kucingmu daripada aku?"

"Memangnya kau siapa?"

"Aku? Aku..." Taehyung terlihat bingung ingin menjawab apa dan itu membuat Jieun hanya bisa menatap datar namja itu

"Aku merindukanmu" ucap Jieun pelan, namun Taehyung dapat mendengarnya

"Apa katamu?" Tanya Taehyung yang berusaha menahan senyumannya

"AKU MERINDUKANMU BODOH!" teriak Jieun akhirnya, Taehyungpun tersenyum senang dan kembali menarik Jieun kepelukannya

"Aku juga sangat merindukanmu" jawab Taehyung yang sukses membuat Jieun tersenyum senang, Jieunpun melepaskan pelukannya dan menatap namja itu

"Tujuan utamaku kesini adalah untuk menjemput kucingku, jadi... pertemukan aku dengan kucingku" ucap Jieun dengan wajah seriusnya

"Panggil aku oppa dulu"

"Shireo!"
.
.
.
[Flashback ke kejadian sebelum kecelakaan]

Sore itu suasana sangat ramai di SMA Hanyoung, terlihat beberapa gadis berjalan beriringan sambil sesekali tertawa atas perbincangan mereka

"Ahh aku harus duluan sebelum bus datang" ucap salah satunya, Lee Jieun, gadis itupun berjalan tergesa menuju halte bus meninggalkan teman temannya yang melambaikan tangan padanya

Setibanya dihalte ia nyaris tertinggal jika saja ia terlambat beberapa menit, didalam bus keadaan sangat ramai membuatnya tidak kebagian tempat duduk

Tidak jauh didepannya ia melihat seorang namja yang mempersilahkan seorang gadis untuk duduk dan hal itu membuat Jieun tersenyum kagum, tidak lama buspun berhenti dan namja itu turun

Entah apa yang menyihir gadis itu, ia malah ikut turun padahal itu bukan tempat yang mengarah kerumahnya, dan dengan diam diam ia mengikuti namja tampan itu dari belakang

"Omo dia tampan sekali" berkali kali gadis itu berdecak kagum dengan ketampanan namja itu membuatnya lupa kalau ia semakin jauh dengan rumahnya, hingga namja itu hilang dibelokkan

Dengan cepat Jieun mengejar namja itu karna tak mau kehilangan jejak, namun saat ia menyebrangi jalan tiba tiba sebuah suara menyadarkannya

Tiiiinnnn...

Bruk!!

Fin~

haiii aku kembali dengan cerita baru, apa ada yg kangen? gaada? oke aku strong :')
btw nih ya, bagi yg masih suka nongkrongin blog ini *kek ada aja* maaf aku bakal jarang update disini, mungkin bisa follow wattpad aku @realilystar disana aku mungkin lebih update ff ff baruku ^^

Jumat, 01 September 2017

Cans Love (Chapter 9 END)

Title : Cans Love
Author : Realilystar
Genre  : Various
Lengh  : Chapter
Rating  : 15+
Cast  : IU-Lee Jieun, Song Joongki,
Others Cast : Onew (SHINee), Jei (FIESTAR), Suzy (Miss A), Etc
Cameo  : Shin Eunhee (OC)

***

“YA! Jung-ssi hentikan, apa yang mau kau lakukan?” ucap Jieun semakin panik, “aku benar benar tidak bisa kembali padamu lagi, perasaanku sudah beda denganmu” tolak Jieun mentah mentah
 
“ahh begitukah...” gumam Jung sambil tersenyum pahit, “tapi bagaimanapun juga kau akan jadi milikku Jieun-ah...”

“nde?” kejut Jieun, Jungpun dengan gerakan cepat mengarahkan pisaunya pada Jieun, namun...

Jleb...

Seseorang telah menarik Jieun dan berdiri tepat didepan gadis itu, Jieun maupun Jung terlihat membelalakan matanya tak percaya

“op...pa...” lirih Jieun, seketika Jinki ambruk terbaring dilantai membuat Jieun tak bisa membendung airmatanya lagi, Jungpun seketika menjatuhkan pisaunya dengan wajah pucat pasi bahkan tangan namja itu bergetar hebat

“oppa... kumohon buka matamu, kau mendengarkukan?” tangis Jieun semakin menjadi jadi, “oppa kumohon” Jieunpun mengguncang kuat tubuh Jinki namun nihil namja itu tidak membuka matanya sedikitpun
.
.
.
Suasana begitu mencekam bagi Jieun, duduk seorang diri dikursi depan ruang operasi bukanlah pertama kali untuknya namun kali ini yang ada didalam ruangan itu adalah satu satunya keluarga yang ia punya

Tangan yang bersimbah darah itu sudah tidak ia pedulikan, sekarang yang ia fikirkan hanya bagaimana keadaan Jinki, kakak laki laki yang sangat ia sayangi, derap langkah beberapa orang bahkan tidak ia pedulikan namun salah satu dari ketiga orang yang berpakaian lengkap untuk memasuki ruang operasi itu menatapnya dengan sendu

“Jieun-ah” lirik Joongki, Jieun refleks menengok saat mendengar suara seseorang memanggilnya, tangisnya pun semakin menjadi jadi saat mengetahui Joongkilah dokter yang akan mengoperasi kakaknya

“kau baik baik saja?” tanya Joongki penuh nada khawatir

“kumohon, tolong selamatkan oppaku” tangis Jieun, Joongki terlihat begitu iba pada Jieun yang sangat memohon padanya, iapun menghampiri Jieun berjongkok didepan gadis itu

“aku akan melakukan sebaik mungkin” ucapnya menenangkan Jieun, iapun mengambil sapu tangan yang ada disakunya dan membalut tangan Jieun yang berdarah dengan sapu tangan itu, “bukankah kau takut darah?” gumamnya

“oppaku...” isak Jieun

“baiklah” selesai membalut tangan Jieun, Joongkipun berdiri, “aku masuk dulu” pamitnya dan berlalu dari hadapan Jieun menyusul kedua orang yang sudah lebih dulu memasuki ruang operasi, Jieunpun memandang sapu tangan itu dan tangisnya semakin menjadi jadi

***

Sejak tadi Jieun hanya duduk dikursi samping ranjang dimana Jinki berbaring, namja itu belum sadar sejak dioperasi tadi, Joongki yang berdiri tidak jauh dari gadis itu hanya diam memperhatikannya, “Jieun-ah lebih baik kau istirahat sekarang, oppamu akan baik baik saja” untuk kesekian kalinya Joongki membujuk Jieun untuk segera istirahat

“aku tidak lelah” jawab Jieun datar

Terdengar helaan berat seorang Joongki, “mianhae” lirihnya, Jieun sedikit terkejut namun ia sebisa mungkin terlihat biasa saja, “maafkan aku karna saat itu tidak bisa menyelamatkan ayahmu” lanjutnya, seketika mata Jieun kembali memanas dan buliran airmata itu menetes lagi

“aku benar benar menyesal tidak bisa menolongnya saat itu” ucap Joongki, “dia satu satunya pasukan tentara yang aku kenal dekat saat itu, Tn. Lee sangat baik, ia bahkan memperlakukanku seperti anaknya sendiri, ia juga selalu menceritakan tentang anak anaknya padaku” Jieun hanya diam mendengarkan

“dia bahkan pernah mengatakan padaku jika kami selesai ditugaskan disana dia akan memperkenalkanku dengan anaknya, tapi...” terdengar isak tangis dibelakang Jieun membuat gadis itu sedikit tersentak kaget, “tapi hanya aku yang kembali dengan selamat... ya, aku membunuh ayahmu, aku membunuh Tn. Lee, saat itu aku terlalu percaya diri memimpin operasi itu, padahal aku hanya seorang dokter pemula”

“aku menyesal kenapa aku yang melakukannya, kalau saja dokter senior yang melakukannya pasti Tn. Lee masih ada sampai sekarang... aku terus menyesalinya sampai aku ingin ikut menyusulnya kesana”

“tapi aku tidak bisa, karna Tn. Lee sudah berpesan padaku untuk menjaga keluarganya, dan aku... aku tidak tau harus kemana mencari keberadaan kalian, selesai dari tugasku aku terus mencari keberadaan kalian, tapi tidak ada yang tahu”

“maafkan aku...”

“Joongki-ssi...” lirih Jieun, “tolong hentikan, kau membangunkan oppaku” lirih Jieun, seketika Joongki menghentikan tangisnya dan melihat kearah Jinki yang kini menatapnya

“kau sudah mengetahui ini Ji?” tanya Jinki, Jieun hanya diam menunduk menyembunyikan airmatanya yang tak bisa berhenti mengalir itu

***

Sebulan kemudian...

Jieun memperhatikan pantulan dirinya didepan cermin berukuran sedang itu, seseorang mengetuk pintunya membuatnya harus mengalihkan perhatiannya dari seorang gadis cantik dicermin itu

“dia sudah datang” ucap Jinki dari luar kamar Jieun, Jieunpun tersenyum mendengarnya, segera ia sambar tas selempangnya dan sekali lagi melihat pantulan dirinya dicermin lalu bergegas menyusul oppanya yang sudah berjalan meninggalkan kamarnya

Diruang tamu rumahnya, ia melihat seorang namja tampan yang tengah tersenyum kearahnya, tanpa ragu Jieun membalas senyuman namja itu dan berjalan mendekatinya

“sudah lama?” tanya Jieun

“tidak juga” jawab namja itu, Joongki, “kajja” lanjutnya, merekapun berjalan beriringan menuju mobil Joongki yang sudah terparkir rapi dihalaman rumah Jieun

Skip...

Jieun dan Joongki duduk menghadap kearah seorang namja yang duduk menghadap kearah mereka, dengan berbataskan kaca transparan Jieun berbicara pada namja itu

“bagaimana kabarmu?” tanya Jieun, orang yang diajak bicara itupun mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk dan menatap Jieun dengan tatapan sendu

“kenapa kau masih mengunjungiku?” lirih namja itu, Jung

Jieun hanya diam memandangi Jung melalui kaca, “bukankah aku hampir membunuh Jinki? Kenapa kau masih mau menemuiku?” nada bicara Jungpun sedikit menaik membuat Joongki melirik khawatir kearah Jieun, namun gadis itu terlihat biasa saja

“aku harap setelah dari sini kau akan menyadari kesalahanmu dan berubah menjadi Jung yang aku kenal pertama kali” ucap Jieun dengan senyuman

“kenapa? Kenapa aku harus begitu?”

“maaf waktu besuk habis” baru saja Jieun ingin menjawab, petugas disanapun memotong ucapannya dan membawa Jung kembali keruangannya, sebelum benar benar meninggalkan Jieun dan Joongki, Jung sempat memberikan senyuman tipisnya pada Jieun, dan Jieun sedikit lega melihatnya

“ayo kita pergi, aku ingin mengajakmu kesuatu tempat” setelah sekian lama terdiam Joongkipun akhirnya bersuara membuat Jieun yang tengah melamun itu akhirnya tersadar
.
.
.
Dan disinilah mereka sekarang, disebuah pantai yang cukup sepi dimana hanya terlihat mereka disana yang tengah berdiri dibibir pantai membiarkan kaki mereka tersiram ombak

“sore hari dipantai memang sangat indah” gumam Jieun, “sudah lama aku tidak melihat sunset” lanjutnya, iapun melirik kearah Joongki yang berdiri tidak jauh disebelahnya

Sejak selesai membesuk Jung entah kenapa menurut Jieun Joongki terlihat sangat pendiam, “ahjussi” gumam Jieun sedikit menyenggol Joongki membuat namja itu tersadar

“apa yang kau fikirkan eoh?” selidik Jieun, “apa kau ada pekerjaan hari ini?”

“tidak” jawab Joongki apa adanya

“lalu kenapa kau terlihat begitu pendiam, ini sedikit aneh”

“benarkah?” Joongki sedikit terkekeh, “aku sangat gugup” lanjutnya membuat Jieun menaikkan alisnya bingung

“gugup? Karna hal apa?”

“ahh... aku bingung harus memulainya darimana” ucap Joongki yang masih terkekeh malu

“maksudmu?”

“saranghae...” lirih Joongki sambil menatap Jieun, wajahnya bahkan berubah serius dengan tiba tiba membuat Jieun tertegun

“nde?”

“aku mencintaimu Lee Jieun, aku mencintaimu aku mencintaimu... aku tidak tau harus berkata apa lagi karna hanya itu yang ada diotakku sekarang” jelas Joongki

Jieun hanya diam menatap kedua mata indah didepannya, mencoba mencari kejelasan dari ucapan sang pemiliknya, “Joongki-ssi...”

“maukah kau menjadi kekasihku?...” Joongki memejamkan matanya sejenak, “tidak, maksudku... maukah kau menikah denganku?” seketika namja itu berlutut didepan Jieun dengan sekotak kecil yang berisikan cincin pasangan yang entah kapan ia membelinya

“Joongki-ssi...”

“jawab saja iya atau tidak, aku sangat malu sekarang” Jieunpun sedikit tersenyum geli mendengarnya namun ekspresinya kembali berubah serius

Cukup lama hening, Jieun hanya diam memandang Joongki yang berlutut sambil menatapnya penuh harap, hingga akhirnya iapun menyentuh pundak tegap namja itu untuk berdiri dan Joongki mengikutinya

Tanpa berbicara sepatah katapun Jieun berhambur memeluk Joongki dengan sangat eratnya membuat namja itu sedikit tersentak kaget namun akhirnya iapun membalas pelukan Jieun

“jadi jawabanmu?”

Jieunpun melepaskan pelukannya lalu tersenyum kearah Joongki, “tolong pasangkan dijari manisku” Jieunpun menyodorkan tangannya untuk segera dipasangkan cincin dengan senang hati Joongki memasangkan cincin cantik itu ketangan Jieun

“gomawo...” ucap Joongki lalu kembali memeluk Jieun, “saranghae... saranghae Lee Jieun”

“na ddo saranghae... oppa...” Joongkipun terkekeh mendengar Jieun memanggilnya oppa, iapun melepaskan pelukannya dan kini menyentuh kedua pundak Jieun memandang lekat kedua mata didepannya

“apa kau mau berjanji satu hal padaku?” tanya Joongki

“apa itu?”

“berjanji untuk menungguku” seketika wajah Jieun berubah menjadi bingung

“maksudmu?”

“minggu depan... aku ditugaskan diluar negeri selama 2 tahun...”

“kau akan meninggalkanku?”

“tidak, aku tidak akan meninggalkanmu, aku bahkan sangat ingin terus bersamamu, membahas tentang pernikahan kita... tapi...” terdengar helaan berat dari mulut Joongki, Jieunpun tersenyum simpul mendengarnya

“berjanjilah satu hal padaku”

“ya?”

“berjanjilah untuk terus mencintaiku” jelas Jieun, “aku akan menunggu hari itu...”

FIN

Whoaaaaaa akhirnya dipost :v
Maafkan jika endingnya begini sangat :’’
Otakku terlalu buntu, pokoknya ga banyak komen, silahkan tinggalkan jejak kalian :)
Sampai jumpa dikarya selanjutnya...
jangan lupa follow my wattpad @realilystar
terimakasih sudah menjadi pembaca ceritaku

Cans Love (Chapter 8)

Title  : Cans Love
Author  : Realilystar
Genre  : Various
Lengh  : Chapter
Rating  : 15+
Cast  : IU-Lee Jieun, Song Joongki,
Others Cast : Onew (SHINee), Jei (FIESTAR), Suzy (Miss A), Etc
Cameo  : Shin Eunhee (OC)

***

“yeoboseyo?”

‘Jieun-ssi, bisakah kau ambilkan dokumen pasienku dilaci kiri atas meja kerjaku’ jelas orang diseberang sana, Jieunpun berjalan menghampiri meja kerja Joongki membuka laci yang dimaksud dan mencarinya

“dokumen apa?”

‘dokumen atas nama Kim Nari’ Jieunpun melihat satu persatu nama dokumen yang ada disana mencari yang bernama Kim Nari, namun pergerakan tangannya terhenti saat ia melihat sebuah map berwarna merah sendiri, berbeda dengan map lainnya yang berwarna biru laut

Matanya semakin terbebelakan saat melihat tulisan yang tertera dicover dokumen itu, ia tahu itu pasti dokumen hasil operasi milik pasiennya Joongki, namun matanya terbelalak saat melihat nama pasiennya itu

“Lee Taekyung...” gumam Jieun tak percaya, iapu membuka lembaran pertama dokumen itu dan matanya semakin terbelalak saat melihat photo pria yang sangat ia kenali, yaitu ayahnya

‘Jieun-ssi kau sudah menemukan dokumennya? Kalau sudah tolong antarkan keruang rapat ya’ Jieun memutuskan sambungan teleponnya, matanya seketika berair ketika mengingat kembali mendiang ayahnya

Jieunpun mengambil map dengan nama Kim Nari dan membawanya menuju ruang rapat, didepan ruang rapat ia melihat Joongki yang sepertinya sedang menunggunya, namja itu tersenyum saat melihat Jieun berjalan kearahnya

“kau sudah menemukannya?” tanya Joongki, Jieunpun menyerahkan dokumen yang ada ditangannya pada namja itu, wajahnya terlihat begitu dingin menatap Joongki yang terlihat sangat bahagia itu

“cepat selesaikan urusanmu, ada yang ingin kutanyakan padamu, sangat penting!” Jieunpun berjalan meninggalkan Joongki yang menatapnya bingung, iapun menggidiknya bahu bingung dan kembali memasuki ruang rapat
.
.
.
Joongki berjalan santai memasuki ruang kerjanya, dilihatnya Jieun yang sedang duduk disofa yang tersedia disana, namun wajah namja itu berubah panik saat melihat map berwarna merah yang ada didepan Jieun, iapun kini beralih pada Jieun yang duduk dengan mata sembab

“Jieun-ssi...” lirih Joongki

“apa ini?” lirih Jieun masih dengan mata yang menatap map merah itu, Joongkipun beralih mengambil map itu namun Jieun lebih dulu menepisnya dan menatap tajam namja itu, “Song Joogki-ssi” ucap Jieun dengan nada dinginnya

“kau mengetahui semuanya, Aku benarkan?” tanya Jieun, Joongki terlihat tertunduk bersalah, “kaukah dokter muda yang membunuh appaku?” Jieun terus saja menghujam namja itu dengan berbagai pertanyaan tanpa membiarkan Joongki menjawab satu satu

“Jieun-ssi...”

“KENAPA KAU TIDAK BILANG PADAKU!!!” bentak Jieun akhirnya, gadis itupun melempar map itu kearah Joongki, “jadi ini alasanmu tidak mau memberi penjelasan padaku eoh? Dokter macam apa kau” ucap Jieun dengan begitu sinisnya

Iapun berjalan pergi meninggalkan Joongki yang kini hanya bisa terduduk disofa menatap lirih tiap lembar dokumen yang ada dimap merah itu, iapun merapikan lembaran yang berserakan itu dan menatap sedih photo ayah Jieun, “mianhae...” lirihnya

***

Jieun duduk termenung dibalkon kamarnya memandangi ribuan bintang yang bertabur dilangit malam itu, ponsel yang sejak tadi bergetar ia abaikan begitu saja, beberapa pesan masukpun tak ada yang ia baca, ia tidak menyangka bahkan Joongkilah orang yang selama ini ia benci

Dddrrrtttt... dddrrrttt... dddrrrttt...

Lagi lagi ponselnya bergetar, iapun mengalihkan pandangannya memandangi layar ponselnya yang menyala, bukan panggilan masuk dari Joongki lagi melainkan panggilan masuk dari nomor yang tidak diketahui, Jieunpun dengan ragu menerima panggilan masuk itu
 
“yeoboseyo” ucap Jieun ragu

‘Jieun-ah, aku senang kau mengangkat teleponku’

“ini siapa?” tanya Jieun dengan kening yang mengerut

‘aku Jung’

“ada apa?” tanya Jieun

‘apa kau bisa temui aku ditaman?’

“sekarang?”

‘eoh, ada yang ingin kukatakan padamu’

“baiklah” bip! Jieun mematikan sambungan teleponnya, berfikir berkali kali haruskah ia temui namja itu, atau memilih untuk tidur saja mengingat besok ia akan sangat sibuk
.
.
.
Jieun berjalan perlahan menyusuri setiap lekuk jalan kecil yang ada ditaman, kakinya melangkah menuju salah satu kursi taman yang kosong, mendudukkan dirinya disana dan mulai menunggu

Dilihatnya Jung yang berjalan menghampirinya, senyuman hangat itu sudah menghiasi wajah tampan seorang Jung, Jieunpun hanya membalasnya dengan senyum tipis

Iapun agak menggeser duduknya saat Jung mengambil posisi duduk disampingnya, “kau sudah lama menunggu?” tanya Jung membuka pembicaraan, dilihatnya Jieun menggeleng

“tidak juga” jawab Jieun santai

“kau tidak datang dengan kekasihmu itu?” tanya Jung yang sukses membuat Jieun kembali mengingat Joongki, lebih tepatnya mengingat apa yang sudah Joongki perlakukan pada keluarganya

“kami bukan sepasang kekasih, kami hanya tidak sengaja bertemu” jawab Jieun santai, Jung terlihat mengangguk paham

Setelah percakapan itupun, keadaan hening membuat Jieun hanya bisa memainkan ujung dressnya, “Jieun-ah...” lirih Jung yang membuat Jieun dengan sigap melirik kearah namja itu

“ya?”

“sebenarnya aku memintamu untuk kesini itu...” Jung terlihat menarik nafas dengan sulit membuat Jieun semakin dibuat penasaran, “maukah kau kembali padaku?” seketika Jung berlutut didepan Jieun membuat gadis itu tersentak kaget

“Jung-ssi...” ucap Jieun kaget, “apa yang kau lakukan, cepat berdiri” suruh Jieun namun namja itu seakan tak mendengar dan hanya ingin mendapatkan jawaban dari Jieun

“tolong jawab aku” pinta Jung

“maaf...” lirih Jieun, “aku tidak bisa mengulangnya” Jungpun menatap Jieun yang tertunduk sedih, matanya seketika memerah diiringi dengan raut wajah yang berubah marah

“kenapa?” tanya Jung mencoba selembut mungkin, “apa karna kau sudah memiliki yang lain?”

“bukan...” jawab Jieun gugup, “maksudku, aku benar benar tidak bisa” lanjutnya, Jieunpun segera bangkit dari duduknya, “maaf aku harus pergi” iapun berjalan pergi meninggalkan Jung yang terduduk lesu dikursinya
.
.
.
Jieun berjalan seorang diri menyusuri trotoar jalan raya yang cukup ramai itu, sebentar lagi jam makan siang akan berakhir namun ia masih dibilang cukup jauh dari letak kantornya berada

Jieunpun menghela nafas berat saat ia mengingat kembali kejadian dirumah sakit saat itu, iapun menggeleng gelengkan kepalanya mencoba melupakan semua fikiran buruk itu. Tangannyapun melambai menghentikan sebuah taksi

Hingga akhirnya disinilah ia sekarang, disebuah rumah abu dimana ia bisa menemui ayahnya. Kaki jenjangnyapun melangkah perlahan memasuki rumah abu dengan sebuket bunga ditangannya

Matanya memandang sendu kearah tempat dimana terletak photo keluarga ia dan kedua orangtuanya, “appa” lirih Jieun, “aku datang” lanjutnya hampir seperti bisikkan

“kau tau... aku bertemu dengan seorang dokter yang sangat tampan” ucap Jieun dengan senyuman dan mata yang berkaca kaca, “aku rasa aku menyukainya, tapi...”

“benarkah dia yang membuat appa harus pergi meninggalkan kami?” tanyanya, “appa... aku benar benar bingung apa yang harus aku lakukan, tolong beritahu aku” seketika tangisnyapun pecah, iapun hanya bisa memeluk erat buket bunga yang ia bawa
.
.
.
Ceklek...

Jinki membuka pintu dan disambut dengan wajah kusut dan tatapan kosong dari seorang Lee Jieun, iapun melihat kearah jam ditangannya ini bukan jam pulang, “kau tidak kerja?” tanya Jinki pada Jieun

Jieunpun memandang Jinki dengan tatapan kosong, “oppa...” lirihnya, matanyapun kembali memerah membuat namja bermata sipit itu sangat bingung, belum sempat Jinki mengeluarkan suaranya Jieun sudah lebih dulu jatuh tak sadarkan diri

“ya! Jieun-ah kau dengar aku?” ucap Jinki panik, iapun dengan sigap menggotong tubuh Jieun kekamar gadis itu

***
 
“kau benar benar tidak mau kerumah sakit?” tanya Jinki saat memasuki kamar Jieun dengan nampan berisikan makanan untuk adik tersayangnya itu, Jieunpun menggeleng tanda tidak mau

“aku baik baik saja oppa” ucap Jieun lemah

“hhh baiklah” jawab Jinki menyerah, iapun meletakan nampan itu dimeja samping ranjang Jieun, “kalau begitu kau harus makan” lanjutnya, Jieunpun tersenyum

“gomawo oppa” jawab Jieun lembut

“nde, nanti oppa mau keluar sebentar, tidak apakan kalau kau ditinggal sendiri?”

“eum, aku bukan anak kecil lagi oppa, tenang saja”

“baiklah, jangan lupa dimakan, oppa keluar dulu” Jieunpun mengangguk menatap Jinki yang melangkah keluar dari kamarnya

Iapun segera memposisikan tubuhnya duduk disisi ranjang, saatnya untuk menyantap makanan yang sudah disediakan oppanya, sekalipun hanya bubur entah kenapa Jieun merasa lezat kalau Jinki yang membuatnya
.
.
.
Jieun berjalan menuju dapur sekedar ingin membersihkan sisa piring kotor, tidak mungkin ia sepenuhnya menaruh tanggung jawab pada oppanya disaat ia hanya sakit demam, demam bukanlah penyakit yang harus membuat penderitanya memanjakan diri bukan?

Ting... nong...

Bell rumah mereka berbunyi, membuat Jieun yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya itu menengok bingung, kalau Jinki pasti ia akan langsung masuk bukan

Iapun terpaksa membukakan pintu untuk tamu yang tidak ia ketahui itu, “selamat da...” ucapan Jieun terhenti saat dilihatnya Jung yang berdiri tepat didepannya dengan senyuman manisnya, “Jung-ssi...” lirih Jieun terpaku

“kudengar kau sakit, benarkah itu?” tanya Jung lembut, Jieun terlihat gugup untuk menjawabnya, “wae? Kau pucat” lanjut Jung

“mianhae, aku tidak bisa terima tamu, aku mau istirahat” jawab Jieun tanpa berani menatap Jung

“ahh begitukah? Kau sendirian? Mau aku temani?” tanpa izin Jungpun masuk kedalam rumah Jieun membuat Jieun terlihat panik, namun sebisa mungkin ia terlihat setenang mungkin, entah kenapa ia memiliki feeling buruk kali ini

“Jung-ssi, bisakah kau tidak seenaknya? Aku benar benar tidak menerima siapapun saat ini untuk datang kerumahku” jawab Jieun seberani mungkin

Jung yang sibuk melihat sekitar rumah Jieunpun membalikkan badannya menatap Jieun yang masih berdiri didepan pintu dengan senyum penuh maksudnya

“kenapa kau terlihat begitu panik? Apa aku menakutimu?” tanya Jung dengan begitu lembutnya, iapun berjalan mendekati Jieun membuat Jieun semakin panik terlebih tangan kanan namja itu yang mengambil sesuatu dari sakunya

Mata Jieun membulat sempurna saat melihat pisau kecil yang ada ditangan namja itu, “aku datang kesini hanya ingin mengajakmu untuk kembali denganku, dengan syarat tidak ada penolakan” jelas namja itu sambil menunjukkan smirknya

“YA! Jung-ssi hentikan, apa yang mau kau lakukan?” ucap Jieun semakin panik, “aku benar benar tidak bisa kembali padamu lagi, perasaanku sudah beda denganmu” tolak Jieun mentah mentah

“ahh begitukah...” gumam Jung sambil tersenyum pahit, “tapi bagaimanapun juga kau akan jadi milikku Jieun-ah...”

“nde?” kejut Jieun, Jungpun dengan gerakan cepat mengarahkan pisaunya pada Jieun, namun...

Jleb...

Seseorang telah menarik Jieun dan berdiri tepat didepan gadis itu, Jieun maupun Jung terlihat membelalakan matanya tak percaya...
 

TBC...

Huwaaaaaaa, annyeong readers, apa kabar kalian??? T^T
Maaf ne aku baru bisa post ff ><
Terlalu banyak urusan  yang membuat aku harus fakum (ciee fakum) sebentar yang agak lama dari dunia per-ff-an, dan sekarang aku udah bekk
Ada yang kangen aku gaaa???
Gaada oke piks, cemut kuadh T^T
Btw, username buat author ganti ya demi kenyamanan author #eakk :v
Tapi gausah khawatir, Realilystar is Park Mitha dan Park Mitha is Realilystar cuma beda nama aja yakan :v
Jadi mulai sekarang kenali aku dengan Realilystar bukan Park Mitha lagi :)
jangan lupa juga follow wattpad aku @realilystar
gomawooo~

Something About Secret [2/2]

Title  : Something About Secret
Author  : Realilystar
Genre  : Various
Lengh  : Twoshoot/Longshoot
Rating  : 15+
Cast  : IU-Lee Jieun, Chanyeol (EXO),
Others Cast : INFINITE and EXO Member, Etc
Cameo  : Sulli ex (F(x))

***

“kau sudah menemukannya?” tanya Chanyeol

“aku mau memastikan dulu kalau ini buku yang aku cari” jawab Jieun sambil memeriksa buku ditangannya, Chanyeolpun lagi lagi tersenyum melihatnya

“kau sangat teliti” puji Chanyeol, Jieun hanya tersenyum simpul mendengarnya

“benar” jawabnya, “ini buku yang aku cari” lanjutnya sambil menunjukkan buku tebal ditangannya pada Chanyeol, “ayo kita pulang, tapi aku harus membayar ini dulu” Chanyeol mengangguk menyetujuinya

Setelah membayarpun Jieun langsung mengajak Chanyeol pulang namun langkah mereka terhenti saat melihat sedikit ada keramaian disana, Chanyeolpun tanpa ragu menghampiri keramaian itu dan sedikit terkejut saat melihat ada perkelahian begitu juga Jieun yang melihat dari kejauhan

“oppa” lirih Jieun

Skip...

Jieun duduk termenung diruang tengah rumah orangtuanya, Sungyeol terlihat mengobati Hoya yang mendapat beberapa luka diwajahnya, ia tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi pada Hoya sampai namja itu berkelahi seperti tadi, beruntung Chanyeol menolongnya

Bicara masalah Chanyeol, Jieun jadi teringat namja itu, iapun segera mencari ponselnya mencoba menghubungi Chanyeol yang ia tahu mendapat beberapa luka juga diwajah tampannya

Sedangkan Chanyeol yang baru sampai dikamarnya itu dengan kesal melempar tas juga ponselnya keatas ranjang, menyingsing lengan seragam sekolahnya lalu berjalan menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya

Ada rasa perih diujung bibirnya saat tangannya menyiramkan air kewajahnya, iapun menatap tajam pantulan dirinya pada cermin berukuran sedang itu, ia jadi kesal sendiri mengingat kejadian tadi dimana ia menolong seorang namja yang Jieun panggil oppa

Ia kesal bukan karna embel embel oppa yang Jieun berikan melainkan hubungan antara Jieun dan namja itu, Chanyeolpun meninju cermin didepannya hingga pecah, tangan yang terluka karna menghantam cermin itu tidak terasa perih bagi Chanyeol karna otaknya sedang memikirkan hal lain, namja itu

Samar samar ia mendengar suara ponselnya berbunyi, masih dengan tatapan tajamnya ia menghampiri ranjangnya meraih ponsel yang berbunyi itu, tertera nama ‘Lee Jieun’ dilayar membuat Chanyeol harus menggeser tombol hijau itu
 
“yeoboseyo” ucap Chanyeol terdengar sebiasa mungkin, ia bahkan mengabaikan tangannya yang mulai berdarah itu

‘kau sudah pulang? Bagaimana keadaanmu?’ Chanyeol sedikit mengulum senyuman saat mendengar nada khawatir seorang Lee Jieun, ‘kau baik baik sajakan?’ lanjut Jieun saat ia tidak mendengar jawaban Chanyeol

“ya” satu kata yang menjawab semua pertanyaan Jieun, “bagaimana dengan oppamu? Apa dia terluka parah?” ada sedikit perasaan kesal kala ia harus berpura pura perhatian pada namja itu

‘ya, Hoya oppa baik baik saja, dia berterimakasih padamu karna sudah menolongnya’

“ahh begitukah”

‘mungkin itu saja yang ingin kutanyakan padamu, istirahatlah kau pasti lelah’

“ya” bip! Chanyeol memandangi layar ponselnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan, iapun kembali meletakkan ponselnya namun lagi lagi ponselnya berbunyi, pesan masuk dari Sehun

-Oh Sehun-

Malam ini kemarkas jam 8
Kris hyung ingin bicara padamu

Tanpa ada niatan untuk membalas Chanyeolpun beranjak untuk segera mengobati luka ditangannya, ia sudah tahu apa yang akan Kris bicarakan padanya, ia sudah seperti artis saja apa yang ia lakukan dengan cepat diketahui orang lain
.
.
.
Chanyeol berjalan santai memasuki markas mereka dimana terlihat teman temannya yang sudah berkumpul, iapun menghampiri Kris yang sedang duduk sambil memainkan botol bir ditangannya, Krispun mengalihkan pandangannya menatap Chanyeol dengan tatapan tajamnya

“kau mencoba menjadi penghianat eoh?” tanya Kris begitu dingin, Chanyeol hanya diam menatap lurus kearah namja itu, “atau mungkin... kau tidak betah berteman dengan gangster seperti kami? Dan ingin berubah haluan menjadi seorang penolong?”

Krispun berdecak dengan senyum remehnya, “apa kau melakukan itu karna Lee Jieun?” tanya Kris yang terdengar santai namun sukses membuat Chanyeol membelalakan matanya, “apa dia kekasihmu?” tanya Kris lagi

“aku akan selesaikan semuanya tapi jangan pernah bawa bawa Jieun dalam masalah ini” jawab Chanyeol akhirnya, tatapannya pun kini berubah tajam tidak ada sedikitpun perasaan takut menatap lawan bicarannya yang lebih tua itu

“kau tidak tau ya? Lee Jieun itu...” Kris menggantung ucapannya, ia sengaja ingin membuat Chanyeol penasaran namun sebaik mungkin Chanyeol terlihat biasa saja, “Lee Sungyeol, ketua geng dengan anak anak yang ‘sok’ baik itu.... mereka saudara kandung” lanjut Kris

Chanyeol sedikit tersentak kaget saat mendengarnya namun ia kembali memasang wajah sebiasa mungkin, “kau mengertikan maksud hyungmu ini?” tanya Kris, “kita... ahh maksudku kami dan geng mereka bagaikan air dan minyak yang tak bisa bersatu bukan?”

“aku mengerti” jawab Chanyeol akhirnya

***

Chanyeol berjalan menyusuri lorong sekolah seorang diri, suasana lorong yang sepi membuatnya tidak mendapatkan tatapan atau sapaan manis dari para gadis pagi ini, tapi baru saja namja itu ingin berbelok arah, seseorang menepuk pundaknya membuatnya menghentikan langkahnya
 
“annyeong” sapa Jieun, orang yang menepuk pundaknya, Chanyeolpun seketika tersenyum senang melihatnya

“eoh annyeong” jawab Chanyeol, Jieunpun mensejajari langkahnya dengan namja itu dan berjalan beriringan menuju kelas mereka

“tumben sekali sekolah sepi dijam seperti ini” gumam Jieun yang diiyakan Chanyeol, merekapun masuk kedalam kelas dan ternyata sudah ada Jongin juga Sehun disana, wajah Jieun seketika terlihat jengkel saat melihat Jongin tersenyum kearahnya

“temanmu itu, bisakah kau mengurusnya?” tanya Jieun pelan sebelum mereka sampai dan duduk dikursi masing masing, Chanyeolpun hanya terkekeh mendengarnya

“Pagi cantik” sapa Jongin dengan begitu manisnya

“Jieun-ah, bukankah tadi kau bilang belum sarapan? Ayo kita sarapan sebelum bel berbunyi” mata Jongin langsung menatap kearah Chanyeol yang juga menatapnya dengan alis terangkat

“ayo” ajak Jieun dengan begitu semangatnya

“ahh aku juga belum sarapan, ayo kita sarapan bersama” ucap Jongin yang bersemangat

“Jongin-ah bukankah kita baru saja kembali dari kantin” Sehunpun mengeluarkan suaranya membuat Jongin menatapnya dengan tatapan membunuh, Chanyeol dan Jieunpun menahan tawanya dan berjalan beriringan keluar kelas

“apa mereka memiliki hubungan khusus?” tanya Sehun yang menatap kepergian Jieun dan Chanyeol

“kalaupun iya, tidak akan aku biarkan” ucap Jongin yakin, Sehunpun menoyor kepala Jongin membuat namja itu semakin kesal

“hei, kau ingin merebut kekasih sahabatmu sendiri?” tanya Sehun

“tidak, bukan begitu... tapikan aku... aishh menyebalkan” Jonginpun melempar buku yang ada dimeja Jieun kelantai

“hei, Jieun akan marah jika bukunya kau buang”
.
.
.
Jieun dan Chanyeol berjalan beriringan menuju parkiran dimana motor sport namja itu terparkir, bukan hal langka lagi jika seisi sekolah melihat mereka pulang bersama karna sejak pertama kali Chanyeol mengajak Jieun pulang bersama waktu itu dan hingga sekarang mereka pulang bersama

“ayo” ajak Chanyeol ketika sudah menaiki motornya, Jieunpun mengangguk dan segera ikut naik, “bagaimana kalau kita kepameran ditaman kota, aku dengar disana banyak yang menjual buku” ajak Chanyeol sebelum namja itu memasang helmnya

“benarkah? kalau kau tidak keberatan aku akan ikut” jawab Jieun yang terlihat menutupi rasa bahagianya

“kalau aku keberatan untuk apa aku mengajakmu” cibir namja itu dan iapun memasang helmnya, melaju menuju tempat tujuan mereka

Skip...

Suasana yang cukup ramai ditaman kota dimana terlihat begitu banyak stan yang memamerkan hasil karya mereka, ada juga stan yang menjual makanan dan disinilah Jieun, disebuah stan yang sedang menjual buku buku

Mata indahnya sejak tadi terus mencari disemua celah buku buku yang tersusun rapi, begitu banyak yang ia sukai namun ia tidak membawa uang yang banyak sehingga hanya beberapa yang bisa ia beli

Berbeda dengan Chanyeol yang berjalan ke stan aksesoris, sejak tadi ia mencoba berbagai jenis topi juga kacamata disana, namun matanya teralih pada meja yang menjual berbagai macam gelang, pandangannya tertuju pada gelang manis dengan hiasan bintang kecil dan juga berlian yang membuat gelang itu bersinar

“ahjussi, aku ingin beli yang ini” ucapnya sambil menunjuk gelang tadi, penjual itupun dengan senang hati melayaninya dan menyimpannya dikotak gelang itu, selesai membayar iapun segera mencari Jieun distan buku buku

“kau sudah pilih mana yang mau kau beli?” tanyanya membuat Jieun menengok sekilas padanya lalu melihat lagi tumpukan buku itu, namun didetik selanjutnya tatapannya menuju tepat kewajah Chanyeol membuat namja itu sedikit tersentak kaget
 
“Chanyeol-ah... aku tau ini sangat memalukan, tapi... aku tidak bawa banyak uang... jadi....” Jieun terlihat begitu malu mengungkapkan apa yang ingin ia ungkapkan, seakan mengerti Chanyeolpun hanya terkekeh

“baiklah baiklah, pilih saja mana yang mau kau beli, aku yang bayar” ucap Chanyeol akhirnya

“benarkah?” tanya Jieun begitu berbinar, Chanyeolpun mengangguk, “gomawo Chanyeol-ah~” ucapnya begitu takjub, terlalu gemas Chanyeolpun mengacak lembut puncak kepala Jieun membuat gadis itu tersentak kaget, setelah sadar Chanyeolpun menurunkan tangannya dan mengalihkan pandangannya

Skip...

“aku tidak tau seberapa cintanya kau pada buku, tapi jika kau disuruh memilih, kau akan memilih buku atau kekasihmu?” tanya Chanyeol saat mereka tengah menikmati ice cream ditangan masing masing sambil duduk dikursi taman

“tentu saja aku akan memilih buku” jawab Jieun dengan pedenya

“aish jawaban tidak memuaskan” gerutu Chanyeol yang hanya dibalas kekehan Jieun, “padahal ada yang ingin aku katakan padamu” lanjutnya yang kini menatap sedih ice creamnya

“kau ingin bicara apa?” tanya Jieun mengalihkan pandangannya kearah Chanyeol, namja itu hanya diam tidak berkutik dari posisinya menatap ice cream

“ya! Park Chanyeol!” ucap Jieun menyadarkan namun gagal

“ayo beritahu aku” kini gadis itu mengguncang tubuh namja itu

“jangan buat aku penasaran hei” wajahnya seketika berubah kesal

“beritau aku Cha...”

“saranghae Jieun-ah” seketika Jieun terpaku mendengar penuturan Chanyeol, tangannya yang masih menyentuh lengan Chanyeolpun turun begitu saja

“kau...”

“aku serius, jujur...” jawab Chanyeol

“Chanyeol-ah...” potong Jieun

“tolong jangan potong ucapanku” mohon Chanyeol, “jujur ini kali pertamanya aku menyukai seseorang dengan seriusnya, diawal aku bahkan ragu ini rasa kagum atau rasa cinta... tapi setelah aku fikir fikir aku benar benar menyukaimu, tidak, aku benar benar mencintaimu, jadi maukah kau menjadi kekasihku?” Chanyeolpun seketika menyodorkan kotak berisi gelang yang tadi ia beli pada Jieun

“Chanyeol-ah...” Jieun terlihat begitu shock dengan pengakuan namja itu

“maaf jika aku tidak pandai merangkai kata, ini sangat menyiksaku disaat aku tidak bisa mengatakan apa yang ingin aku katakan”

“tidak... aku tidak butuh kalimat yang menyentuh, aku butuh ketulusan dan keseriusanmu” jawab Jieun sambil tersenyum

“jadi?”

“yakinkan aku kalau kau benar benar menyukaiku” ucap Jieun lalu melihat jam ditangannya, “sudah terlalu sore, ayo kita pulang” ajaknya

***

“pagi cantik” sapa Jongin yang selalu sukses membuat Sehun ingin muntah dengan sikap sok manis temannya itu, Jieunpun hanya tersenyum simpul dan tentunya matanya tertuju pada Chanyeol yang juga tersenyum kearahnya

“kau sudah sarapan?” tanya Jongin pada Jieun

“aku selalu sarapan dirumah” jelas Jieun

“tapi kemarin...” Jieun refleks menutup mulutnya, ia lupa hal itu

“seharusnya kau tau artinya apa” cerocos Sehun dari belakang, Jonginpun menatap Sehun seakan bertanya apa-maksudnya, “itu artinya Jieun tidak mau dekat dekat denganmu” lanjut Sehun

“ya! Neo!” teriak Jongin kesal, merekapun tertawa melihat tingkah Jongin

“Jieun-ah, bagaimana kalau kita tukat tempat duduk saja? Aku sudah lama tidak membully anak itu” tawar Sehun yang menunjukkan smirknya pada Jongin

“jangan! Jieunku tidak boleh duduk disamping siapa siapa kecuali aku!” tolak Jongin mentah mentah, “Jieun-ah, kau tidak akan tukar dudukkan?” tanyanya pada Jieun meyakinnya

“dengan senang hati Sehun-ah” jawab Jieun yang mendapat teriakan frustasi Jongin, Sehunpun dengan tatapan evilnya menghampiri Jongin sedangkan Chanyeol hanya terkekeh melihatnya
.
.
.
“Jieun-ah, kudengar dari murid dikelasmu kau sangat dekat dengan Chanyeol, benarkah?” tanya Jinri saat mereka tengah memilih buku apa yang akan mereka baca diperpustakaan itu

“suka sekali mendengar gosip” gumam Jieun yang masih fokus memilih bukunya

“aish jawab saja iya atau tidak” ucap Jinri mulai frustasi

“kalau iya kenapa dan kalau tidak kenapa?” tanya Jieun akhirnya

“tidak masalah untukku, tapi... ah sudahlah, tidak seharusnya aku bertanya begitu” ucap Jinri akhirnya, Jieunpun menatap heran sepupu cantiknya itu lalu kembali fokus memilih buku

“berhati hatilah dengan mereka” ucap Jinri yang lagi lagi membuat Jieun heran

“aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan” jawab Jieun akhirnya wajahnya seketika terlihat serius

“mereka orang yang berbahaya”

***
 
Jieun berjalan seorang diri menyusuri lorong sekolah, berhenti didepan lokernya dan mengambil coklat yang biasa ia dapatkan dari pengagum rahasianya yang ia yakin pengirimnya adalah Jongin

Iapun melajutkan jalannya menuju kelas, senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya kini memudar karna seseorang yang ia harapkan dilihat pagi ini terlihat tidak ada dikursinya

“pagi cantik” sapa Jongin seperti hari sebelumnya, Jieun terlihat tidak ada semangat untuk menjawabnya

“apa Chanyeol belum datang?” tanyanya pada Sehun

“sepertinya hari ini dia tidak sekolah” jawab Sehun

“kenapa?”

“dia ada sedikit masalah” jelas namja itu, Jieunpun mengangguk mengerti, wajahnya benar benar ditekuk hari ini

Sedangkah ditempat lain, sebut saja markas dimana terlihat Chanyeol dan beberapa namja tengah berkumpul, Kris namja yang waktu itu terlihat menatap tajam Chanyeol

“apa kau mengerti yang kumaksud waktu itu?” tanyanya yang terlihat menahan emosinya, Chanyeol hanya diam tidak menjawab, beberapa namja dibelakang Kris terlihat begitu khawatir dengan suasana sekarang, jika dibiarkan ini akan semakin parah

“kau tidak mendengarku?!!” Krispun membentak Chanyeol

“hyung, kau tau kita tidak bisa mengatur pada siapa kita akan jatuh hati...”

“omong kosong!” potong Kris, “jauhi dia atau kau berakhir sampai disini?”

“aku tidak bisa”

“pengecut!” dan...

Bughh...
 
“Kris-ah” ucap Luhan mencoba menghentikan Kris yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya, sedangkan Chanyeol yang tersungkur kelantai berbahan ubin itupun menyeka darah disudut bibirnya
.
.
.
-No Name-

Datanglah kealamat *******
Sesuatu terjadi pada Chanyeol
 
Jieun membelalakan matanya saat ia membaca sebuah pesan masuk diponselnya, iapun seketika menatap Sehun dan Jongin penuh harap

“Sehun-ah, Jongin-ah, bisakah kalian antarkan aku kealamat ini?” ucapnya sambil menunjukkan isi pesan masuk itu, Sehun dan Jonginpun terlihat terkejut dan saling pandang ragu

“kami tidak bisa” jawab Sehun

“kumohon, Jongin-ah kau bisakan?” kini Jieun mengguncang tubuh Jongin memaksa, wajah namja itu terlihat begitu ragu, ia ingin menolong Jieun tapi ia tidak ingin Jieun kenapa napa

“Jieun-ah... maaf...” lirih Jongin sambil menunduk, Jieunpun melepaskan cengkramannya pada seragam Jongin, wajahnya terlihat memerah, antara ingin menangis dan marah

“baiklah, aku akan pergi sendiri” ucap Jieun yang langsung bergegas menarik tasnya, Jongin menatap Sehun dengan tatapan seakan berkata ‘bagaimana ini’

Sehun hanya bisa membalas tatapan itu dengan tatapan pasrah, detik selanjutnya merekapun berlari mengejar Jieun

Skip...

Jieun, Sehun dan Jongin tiba ditempat yang ada dipesan itu, sebuah tempat yang lumayan jauh dari perkotaan, dengan sebuah gedung tua yang terlihat tak terurus, Jieunpun melangkah ragu memasuki gedung itu diikuti Sehun dan Jongin dibelakangnya dengan wajah khawatir

Setibanya didalam Jieun langsung menutup mulutnya dengan tangannya, mata indah itu bahkan membulat sempurna saat ia melihat pemandangan mengejutkan didepannya, dimana ia melihat seorang Park Chanyeol yang bertekuk lutut dengan wajah babak belurnya

“lihatlah kita kedatangan tamu spesial” ucap Kris yang menyadari kehadiran Jieun, Chanyeol yang terlihat sudah sangat lemah itu sedikit menengok dimana tidak jauh disampingnya ia melihat Jieun dan kedua sahabatnya

“selamat datang Lee Jieun-ssi” sapa Kris dengan senyum manisnya, Jieun masih terpaku pada Chanyeol yang sudah berlumur darah, Krispun berjalan mendekati Jieun namun Chanyeol menahan pergelangan kaki namja itu dengan sisa kekuatannya, namun malah tendangan keras yang didapatnya membuat Jieun semakin panik

“apa kabar... adik Lee Sungyeol?” Jieun menatap tajam Kris yang kini sudah berdiri didepannya, “apa kau sangat khawatir pada kekasihmu itu sampai kau datang sejauh ini?”

“siapa kau? Apa hubunganmu dengan Chanyeol dan oppaku?” tanya Jieun dengan suara bergetar, “kau ingin aku menelepon polisi eoh?” ancam Jieun

“silahkan” ucap Kris santai, Jieunpun mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi seseorang yang bisa menolongnya, namun baru saja Jieun ingin menempelkan ponselnya ketelinganya Krispun dengan kasarnya menjambak rambut gadis itu

“arghh” erang Jieun sambil mencoba melepaskan tangan kekar itu dari rambutnya, “lepaskan aku!” teriak Jieun kesal

“tidak semudah itu, karna aku akan...”

Brakkkk!!!!

Semua mata menatap kesumber suara dimana terlihat Sungyeol yang mendobrak pintu belakang gedung itu, dibelakangnya sudah ada teman temannya yang lain, seketika Kris semakin menarik kasar rambut Jieun, “oppa!!!” teriak Jieun menahan sakitnya

Perkelahianpun terjadi antara Kris cs dan Sungyeol cs, Jieun memang sudah meminta bantuan oppanya saat perjalanan kesana, iapun menggunakan kesempatan itu untuk mendatangi Chanyeol yang tergeletak lemah dilantai, “Chanyeol-ah kau baik baik saja?” tanya Jieun panik, bahkan mata gadis itu berkaca kaca

“Ji-ya” lirih Chanyeol lemah, “pergi... sekarang”

“kenapa? Aku kesini untuk menyelamatkanmu, oppaku dan teman temannya akan membantu kita” ucap Jieun yang kini sudah dibanjiri airmata

“disini... bukan tempatmu... pergi” Jieun semakin menangis saat Chanyeol menggenggam erat tangannya, “pergilah...” ucapnya semakin melemah

“Chanyeol-ah kumohon bertahanlah... aku juga mencintaimu” tangis Jieun semakin menjadi, Chanyeol tersenyum kecil mendengarnya namun ekspresi wajahnya seketika berubah saat ia melihat seseorang mendekati Jieun dengan sisa kekuatannya iapun bangkit dan memeluk Jieun, dan...

Buugghhh!!

Disisa kesadarannya, Chanyeol hanya mendengar suara tangis Jieun dan selanjutnya semuanya gelap

2 tahun kemudian...

Suasana ramai disebuah universitas ternama di Seoul, begitu banyak mahasiswa yang berjalan dikawasan universitas itu, disalah satu kursi taman terlihat seorang gadis yang tengah membaca buku dibawah pohon sakura yang tengah bermekaran

Tiba tiba sepasang tangan kekar telah menutup kedua matanya membuatnya tersentak kaget, “ya! Park Chanyeol aku sedang membaca” gumam gadis itu kesal, Chanyeolpun tersenyum dan melepaskan tangannya lalu mengambil posisi duduk disamping Jieun

“jadi ini sibuk yang kau bilang sampai membiarkan kekasihmu ini hampir mati dikeroyok gadis gadis disini?” gumam Chanyeol yang sedikit menekuk wajahnya, Jieun tidak mengubris dan tetap fokus membaca bukunya

“aku akan menanyakan pertanyaan 2 tahun lalu padamu” ucap Chanyeol dan Jieun hanya menjawabnya dengan dehaman, “kalau disuruh memilih buku atau aku, siapa yang akan kau pilih?”

Tidak ada jawaban karna Jieun masih fokus pada bukunya membuat Chanyeol sedikit kesal, “Jieun-ah jawab aku” rengek Chanyeol, Jieunpun mengalihkan pandangannya kearah Chanyeol

“mau tau jawabanku?” Chanyeol mengangguk semangat sambil tersenyum sumringah, Jieunpun mendekatkan wajahnya kewajah Chanyeol, dan...

Chu~

“omo apa yang sudah kami lihat” keduanya refleks melihat kesumber suara dimana terlihat Sehun dan Jongin yang terlihat kikuk, Jieunpun berdeham keras dan melanjutkan bacaannya, mencoba menghindari tatapan kedua sahabat Chanyeol itu

“apa dalam hubungan sekarang yeoja yang seperti itu?” tanya Sehun saat sudah bergabung dengan mereka

“ya!” pekik Jieun kesal sedangkan ketiga namja itu menatapnya heran, iapun semakin dibuat malu dengan tatapan mereka, “aku ingin cari makan kalian jangan bicara” ucap Jieun akhirnya

Iapun berjalan meninggalkan ketiga namja itu dengan wajah memerahnya membuat Sehun dan Jongin tertawa penuh kemenangan, “chagiya tunggu aku” ucap Chanyeol manja

“JANGAN DEKATI AKU PARK CHANYEOL!!!”

Bwahahahahaha

FIN~

Yeay akhirnya dipost juga :v
Ga banyak koar deh
Silahkan tinggalkan jejak kalian :)
Maaf sebelumnya baru bisa update :''3